Ally yang saat itu berumur 5 tahun
tetiba mengalami kejadian aneh. Ally menyadari dia telah berusia 10 tahun, tapi
tidak ingat kalau dia mempunyai adik laki-laki bernama Albert. Dia mengingat
peristiwa 5 tahun terakhir, Ally hanya lupa bagian yang ada Albert di dalam
kehidupannya 5 tahun terakhir.
Ibunya yang khawatir dan bingung
membawa Ally ke psikiater, dokter saraf dan melakukan berbagai tes. Hasilnya
sia-sia. Setelah itu, hidup Ally kembali seperti sedia kala, dia telah menerima
kenyataan kalau dia memang punya adik laki-laki. Tapi, kejadian serupa terjadi
untuk kedua kalinya kala Ally sudah berada di SMA. Kejadian serupa yang membuat
ibunya menangis ketika Ally menyinggung soal Albert. Albert telah menghilang
selamanya dari kehidupan Ally, tanpa Ally dapat mengingat hal tersebut.
Begitulah kira-kira yang saya
simpulkan tentang dua bab pertama novel yang berjudul Ally - All These Lives karya
Arleen A. ini. Ide ceritanya menarik, dan bikin penasaran tentu saja. Saya amat
penasaran dengan kejadian aneh yang dialami Ally itu, apakah akan berhubungan
dengan hal-hal magis atau psikologi. Masih belum jelas ceritanya mau dibawa ke
mana.
Kisah di buku ini dituliskan ala
terjemahan. Baca dua bab pertama buku ini sama seperti kesan saya ketika
membaca Teka-Teki Terakhir-nya Annisa Ihsani. Yang mengganggu sedikit sik
narasinya yang panjang. Dua bab pertama bisa dibilang dipenuhi 80% narasi,
minim dialog. Bisa dimengerti juga karena sudut pandang penceritaannya
menggunakan sudut pandang pertama.
Tapi, walaupun saya nanti nggak
menang kontesnya *iyaa, tulisan ini dalam rangka saya ikutan kontes untuk
mengomentari first chapters novel ini
x))*, saya akan tetap baca buku ini kok, abisnya masih penasaran dengan
kehidupan Ally selanjutnya :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar