Sabtu, 31 Desember 2016

[Posbar BBI] Bacaan Terbaik Tahun 2016







Tahun 2016 akan berakhir dalam beberapa jam lagi, apa kabar reading challenge yang kalian tetapkan di awal tahun? *dateng-dateng nanya reading challenge*. Di pengujung tahun ini saya mau membuat pengakuan memalukan: sebagai anggota BBI saya tak pernah satu kali pun ikutan posbar yang rutin diadakan setiap bulan! Untungnya (salah satu) tema untuk bulan ini cocok dengan tulisan memang yang sudah saya rencanakan untuk di-post di blog ini yaitu tentang buku terbaik. Saya pikir nggak ada salahnya sambil menyelam minum air. Itu alasan utama saya menulis postingan ini, alasan lainnya: saya orangnya p-e-l-u-p-a, sebagus apa pun buku itu, saya kadang lupa menyebutkannya ketika seseorang meminta rekomendasi saya, apalagi jika ditodong langsung.

Menurut data Goodreads, sejauh ini di  sepanjang 2016 saya telah membaca 79 buku. Tentu saja Goodreads 2016 Reading Challenge berhasil karena dari awal tahun saya hanya menetapkan 50 buku sebagai target. Untuk blog, yah, meski nggak rajin-rajin amat, setidaknya setiap bulan saya bikin postingan :”> dan Alhamdulillah masih ada penerbit yang mengajak bekerjasama lewat blog tour, sedikit memang namun patut disyukuri sebab buku-bukunya saya suka semua jadi semuanya berjalan dengan mulus yang lebih penting adalah saya dapat bantuin promo buku yang saya suka :)). Saya juga berhasil menahan diri saya dari godaan buku-buku baru dan diskon-diskon atau obralan buku-buku kolpri. Bisa dibilang buku yang saya baca lewat digital cukup dominan, apalagi beberapa bulan ke belakang, sejak saya mengenal SCOOP Premium. Terima kasih SCOOP! Harga subscribe-nya jangan dinaikin ya! udah pas sama kantong saya >.< 

So, daripada saya kepanjangan ngalor-ngidul, inilah buku-buku terbaik yang meninggalkan jejak spesial di benak dan hati saya tahun ini. **klik di gambar cover untuk melihat review lebih lengkap**

O – Eka Kurniawan

http://ariansyahabo.blogspot.co.id/2016/03/book-review-o-ketika-seekor-monyet.html

Sejak melihat bocoran sampulnya, saya sudah excited menantikan karya terbaru penulis favorit saya ini. Ketika ikutan pre-order, saya sama sekali tak punya ide bagaimana isi buku ini, yang saya ketahui hanya kalimat misterius “Tentang seekor monyet yang ingin menikahi kaisar dangdut” yang tertulis di bagian belakang sampulnya. Informasi tentang buku ini yang secuil dan membuat penasaran membuahkan hasil manis, saya langsung jatuh cinta setelah tahu kisah apa yang diceritakan Eka Kurniawan di buku ini. Saya suka banget, sampe pas berhasil saya selesaikan langsung saya tulis review-nya. Dan akhirnya, review tersebut menang di sayembara resensi yang diadakan oleh salah satu toko buku daring deh *nggak apa-apa kan pamer dikit? xP*. Mungkin jika banyak waktu luang, buku ini akan saya baca ulang tahun depan.


Inteligensi Embun Pagi – Dee

http://ariansyahabo.blogspot.co.id/2016/03/book-review-inteligensi-embun-pagi.html

Seperti judul yang saya berikan di postingan review buku ini, IEP merupakan buku terakhir dari serial yang masih menyisakan misteri. Pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab. Tapi seperti kata Mbak Dee sendiri: “Semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban. Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan cuma waktu.” Jadi, mari tunggu saja kedatangan jawaban tersebut. Saya harap sih waktu yang dibutuhkan nggak lama-lama.


A Monster Calls (Panggilan Sang Monster) – Patrick Ness

http://ariansyahabo.blogspot.co.id/2016/03/book-review-panggilan-sang-monster-tiga.html

Sebenarnya jika mau dipikir-pikir lagi premis buku ini sederhana. Yang membuat spesial adalah penggunaan “monster”-nya, pembaca dibuai dengan fantasi dan realitas yang berkelindan. Oh, saya juga suka dengan kisah-kisah yang diceritakan oleh sang monster. Pokoknya semua elemen di buku ini melengkapi satu sama lain deh. Efek dari semuanya: bikin nyesek broh.


A untuk Amanda – Annisa Ihsani

http://ariansyahabo.blogspot.co.id/2016/04/blog-tour-dear-annisa-ihsani.html

Sampai sekarang, A untuk Amanda masih menjadi young adult karya penulis Indonesia terbaik yang pernah saya baca. Well, saya setuju dengan komentar teman-teman pembaca lain yang bilang buku ini ada sedikit kontennya yang rentan jika dibaca oleh remaja kayak saya #porepersepentin (tokoh Amanda menganut paham Agnostik), namun saya berprasangka baik pada dedek-dedek remaja, eh maksud saya teman-teman sepantaran lain pasti sudah paham mana yang menurut mereka terbaik untuk mereka sendiri kok ;) *kalau kalian bingung ketika baca ini, sama, saya juga. Intinya bukunya bagus kalau dinilai dari kedalaman premis dan keluwesan bertutur penulisnya*.


Career of Evil (Titian Kejahatan) – Robert Galbraith

http://ariansyahabo.blogspot.co.id/2016/05/book-review-titian-kejahatan-sepotong.html

Nah, ini! INI YANG PALING NGGAK BISA SAYA LUPAKAN SEPANJANG TAHUN! Kalo kata Mbak Raisa mah, “buat diriku syusah lupa”. Saya yakin yang udah baca juga pasti merasakan hal yang sama #teamkorbandigantung. Endingnya bener-bener ngegemesin, nyebelin, nyakitin deh. Mengutip Mbak Cinta “yang kamu lakukan ke saya itu, JAHAD!”. Lebih sakit daripada dijadikan sandaran keluh atau terjebak di kotak-sampah-zone. Tante Om Robert emang ratu raja tega! Awas aja kalo buku keempatnya masih belum keluar tahun depan -_- Eh, saya pamer lagi yak? Buku gantung ber-ending kampret ini membawa berkah juga lho, saya jadi dapet Ulat Sutra (The Silkworm) bertanda tangan tante om Robert deh berkat menang lomba resensi buku seri Cormoran Strike ;))


The Husband’s Secret – Liane Moriarty

http://ariansyahabo.blogspot.co.id/2016/06/book-review-husbands-secret-beberapa.html

Sebenarnya mau masukin Big Little Lies juga, tapi karena nggak enak sama penulis lain #elah, saya pilih satu yang lebih saya favoritkan deh :)) Buku-bukunya Liane Moriarty emang keren dari segi ide cerita dan penceritaan. Dalam Big Little Lies beliau bermain-main dengan satu kebohongan yang berujung fatal, sedang di The Husband’s Secret yang disuguhkan adalah sebab-akibat dalam kehidupan. Bagaimana perbuatan atau keputusan satu manusia dapat berimbas ke manusia-manusia lain, sekarang, satu jam, satu hari, satu bulan, satu tahun, atau bertahun-tahun ke depan #tsaah.


Tidak Ada New York Hari Ini – Aan Mansyur

http://ariansyahabo.blogspot.co.id/2016/05/book-review-tidak-ada-new-york-hari-ini.html

 Satu-satunya buku puisi yang masuk dalam list ini. Satu-satunya buku puisi yang pernah saya beri bintang sempurna. Really, this book worth the hype. Period.


Anak Ini Mau Mengencingi Jakarta? (Cerpen Pilihan Kompas 2015) – Ahmad Tohari dkk.

http://ariansyahabo.blogspot.co.id/2016/06/book-review-anak-ini-mau-mengencingi.html

Tahun ini dikit baca kumpulan cerpen. Tapi tetap bahagia masih menemukan yang benar-benar jadi favorit ;) kumpulan cerpen yang berwarna dari segi tema dan genre.


Gadis-Gadis Misterius (The Girls) – Emma Cline

http://ariansyahabo.blogspot.co.id/2016/08/book-review-gadis-gadis-misterius.html

Pas baca saya suka, tapi cenderung pengin cepat-cepat dikelarin. Saya sendiri tak menyangka sampai sekarang buku ini tetap membekas. Buku ini bikin saya tertarik untuk mengetahui lebih lanjut terkait Manson Cult. Sekte-sekte yang menjerumuskan ini serem ya, hanya modal kata-kata bisa memengaruhi orang sampe rela melakukan perbuatan yang merugikan sekali pun.


Tell Me Three Things – Julie Buxbaum
 
https://www.goodreads.com/book/show/25893582-tell-me-three-things


Jika selama ini premis stranger meets stranger hampir selalu membuat saya tertarik pada sebuah buku, saya menyadari satu lagi jenis buku yang ingin saya baca: buku yang tokoh di dalamnya pencinta buku! Sebenarnya buku ini juga tentang stranger meets stranger, tapi bertemunya lewat email dan chatting ;) dua elemen tersebut ditambah kisahnya yang asam-manis membuat saya rela memberi Tell Me Three Things 5 bintang.

Jurnal Jo 3: Episode Cinta – Ken Terate

https://www.goodreads.com/book/show/22454796-episode-cinta?ac=1&from_search=true

Katanya sih, ini buku terakhir seri Jurnal Jo, tapi saya masih nggak rela kalau cerita Jo berakhir di buku ini. Kalau bisa saya mau kisah Jo di SMA hingga lulus, lalu kuliah, Jo di dunia kerja, Jo menikah, Jo punya anak. Iya, saya segitu ngefansnya dengan Jo, Seli, Rajiv, dan keluarga Jo yang ajaib. Pas baca buku ini saya ngikik-ngikik nggak jelas kayak abegeh labil. Haduh, lupalagi, kan saya masih abegeh ya? Tapi nggak labil loh ya, enelan. Dear Mbak Ken, jika kamu baca ini (walaupun kayaknya nggak mungkin mbak Ken nyasar ke blog ini), saya harap Mbak Ken mempertimbangkan kembali untuk melanjutkan seri Jurnal Jo. Ditunggu buku barunya juga ya!


Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi – Yusi Avianto Pareanom

http://ariansyahabo.blogspot.co.id/2016/09/book-review-raden-mandasia-si-pencuri.html

Ini.adalah.buku.Indonesia.terbaik.yang.saya.baca.tahun.ini.


Alex – Pierre Lemaitre

http://ariansyahabo.blogspot.co.id/2016/09/book-review-alex-thriller-prancis.html

Twist berlapis-lapisnya bikin saya tak kenal lelah merekomendasikan buku ini ke teman sesama pencinta buku sakit. Hahaha. Saya nggak bilang buku ini nggak cocok buat pembenci buku sakit sih, coba aja dulu ;) nggak ada salahnya kan keluar sebentar dari zona nyaman.


Matahari – Tere Liye

http://ariansyahabo.blogspot.co.id/2016/10/matahari-tere-liye.html

Serial bumi adalah satu-satunya serial bergenre fantasi asli oleh penulis Indonesia yang saya ikutin. Di buku ketiga ini petualangan ketiga tokoh utamanya semakin seru, menegangkan, dan bikin penasaran. Belum terlambat untuk mulai baca dari buku pertama: Bumi sekarang sembari menantikan kehadiran buku keempatnya, Bintang.


Buku seri kumpulan doa #Ya Tuhan – Adityayoga & Zinnia

http://ariansyahabo.blogspot.co.id/2016/11/kamu-aku-doa.html

Kumpulan doa yang menggelitik, menyindir, dan membaperkan ini saya nobatkan sebagai buku terunik tahun ini :) Gambar cover di atas adalah salah satu bukunya, terdapat 4 judul lain dengan tema berbedayang isinya nggak kalah menarik. Untuk tahu seunik apa bukunya boleh lho baca review saya, sila klik gambar cover di atas *ujung-ujungnya promo*.

Me and Earl and The Dying Girl – Jesse Andrews

http://ariansyahabo.blogspot.co.id/2016/11/aku-earl-dan-si-cewek-sekarat.html

Siapa bilang sicklit harus selalu bikin nangis? Buku ini berhasil bikin saya ngakak kejungkel. Etapi, ada bagian yang bikin mata berkaca-kaca juga sih... Tapi tetep dominan lucunya kok :)

Nah itulah tadi beberapa bacaan saya di tahun 2016 yang saya anggap sebagai terbaik. Kalau kamu? Buku apa yang menurutmu terbaik yang kamu baca tahun ini? Mari berbagi sekaligus saling memberi rekomendasi.

[Posbar BBI] Harapan untuk Tahun 2017






Tema posbar bulan ini adalah wishlist di tahun 2017 dan buku terbaik yang dibaca tahun 2016. Tenang, di postingan ini saya nggak akan nulis harapan-harapan pribadi seperti saya harap saya tetap akan bahagia dengan hidup yang saya jalani, atau saya segera mengakhiri fase forever alone, atau tulisan-tulisan fiksi yang mengendap bertahun-tahun di folder My Documents bisa diselesaikan setidaknya separuhnya, atau harapan dihindarkan dari tukang pehape. Pppfft... come on! Siapa juga yang mau nulis hal-hal seperti itu di blog bukunya *roll eyes*.

Tentu saja harapan di sini maksudnya tetap nggak jauh-jauh dari “buku” dan dunianya. Untuk itu saya memilih untuk menuliskan harapan-harapan yang sifatnya umum, tentang dunia perbukuan. Penting nggak penting, inilah harapan-harapan saya:

-Saya harap saya tetap punya waktu dan kesempatan menemukan buku-buku bagus yang saya suka.
-Saya harap dunia perbukuan akan selalu damai tanpa konflik terutama yang disebabkan oleh saling mencibir selera atau perkara klasik penulis-pembaca #iykwim x)
-Saya harap harga buku nggak terlalu mencekik, at least meski mahal pun harganya pantas dengan apa yang akan didapatkan oleh pembaca dari buku tersebut. (Poin ini termasuk SCOOP Premium juga dong ;))
-Saya harap buku keempat seri Cormoran Strike terbit tahun depan SECEPATNYA!
-Saya harap semakin banyak terjemahan dari buku-buku yang dari dulu saya ingin untuk diterjemahkan*
*(kepanjangan kalau saya tulis judulnya satu-satu)**
**(boong sih, saya males nulis judulnya satu-satu xP)
-Saya harap penulis-penulis kesayangan selalu diberikan ide yang tak henti mengalir, serta kelancaran proses dalam menerbitkan karya-karya terbaru mereka.
-Saya harap penerbit-penerbit di Indonesia baik mayor, atau penerbit baru tanpa terkecuali tetap bersemangat menerbitkan buku-buku berkualitas baik lokal maupun terjemahan, baik itu sastra maupun novel percintaan.
-Apa lagi ya? hmmm.... oh! Saya harap saya dapat lebih rajin ngurusin blog ini. Saya juga berharap semoga 2017 akan menjadi tahun menakjubkan untuk pembaca blog ini di mana pun mereka berada.

Selamat tahun baru! Apa harapanmu untuk tahun 2017?

Kamis, 01 Desember 2016

[Book Review] Kesempatan Kedua: Cara Terbaik Mengatasi Persoalan Adalah Menghadapinya Bukan Lari Darinya






Judul: Kesempatan Kedua (Second Chance Summer)
Pengarang: Morgan Matson
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: November 2016
Tebal: 456 halaman


“Kawan masa kecilmu adalah orang-orang yang harus kaupertahankan. Mereka mengenalmu dengan cara yang tidak dapat dilakukan orang lain.”


Pagi ketika keluarganya berencana untuk berangkat liburan musim panas di rumah musim panas milik mereka Taylor melakukan usaha untuk minggat. Seperti yang dilakukan saat lima musim panas lalu setelah kesalahan yang dia perbuat. Minggat memang boleh dibilang menjadi salah satu hobi Taylor jika ada hal yang mengganggunya atau tidak dia sukai. Namun usahanya kali ini gagal karena ketahuan.

Empat musim panas yang lalu, liburan rutin itu dapat dia hindari karena dia dan dua saudaranya memiliki kegiatan lain di musim panas. Namun musim panas kali ini lain, inilah satu-satunya kesempatan keluarganya menghabiskan musim panas dengan anggota yang lengkap. Jadi mau tak mau dia harus ikut serta dalam rencana liburan itu.

Di sana Taylor, selain harus kembali menghadapi rasa bersalah, juga kembali bertemu dengan dua orang dari masa lalunya: mantan sahabatnya, dan mantan pacar yang juga cinta pertamanya. Kata orang, semua orang layak mendapatkan kesempatan kedua, apakah Taylor termasuk orang yang layak untuk mendapatkannya?

“Kalau kami di rumah, Dad akan bekerja, dan kami bertiga sudah pasti akan melakukan berbagai aktivitas. Dan terlepas dari kejadian yang membawa kami ke sini, untuk sesaat mau tak mau aku gembira karena kami berbagi saat ini bersama, sebagai keluarga, akhirnya.”

Satu lagi buku terbitan baru yang saya baca dengan SCOOP Premium dan berhasil saya selesaikan. Buku ini merupakan buku pertama dari penulisnya yang saya baca, sebenarnya dari dulu ingin membaca buku lain karyanya yang sudah lebih dulu terbit terjemahannya: Amy & Roger’s Epic Detour, tapi sampai sekarang keinginan tersebut masih hanya sebatas keinginan.

Buku ini dibuka dengan narasi Taylor yang menjelaskan rencananya untuk minggat dengan alasan dia tidak mau ikut liburan ke rumah musim panas milik keluarganya. Dan dari sini saya mulai dibuat penasaran kenapa Taylor sampai sangat ingin menghindari rencana itu. Kesalahan apa yang diperbuatnya dulu? 

Butuh kesabaran untuk akhirnya tahu alasan tersebut karena penulisnya menceritakan kejadian di lima musim panas lalu secara langsung, dengan alur mundur. Terus, tanpa bermaksud meremehkan, saya merasa kecewa ketika mengetahui alasan penyebab rusaknya hubungan Taylor dengan dua orang penting yang dikenalnya sejak kecil itu yang ternyata “cuma gitu doang”. Serius lho, saya awalnya berspekulasi kalau alasannya sangat buruk sampai menyebabkan seseorang meninggal.

Selain tentang berdamai dengan kesalahan yang pernah diperbuat dan berusaha untuk tidak menghindarinya, ada konflik besar lainnya: penyakit yang diderita ayah Taylor. Dibanding kegalauan Taylor dihadapkan lagi dengan kesalahan yang pernah diperbuatnya, saya lebih suka konflik tentang penyakit ayahnya ini. Lebih menyentuh, lebih bikin baper.

Bagian awal hingga pertengahan cukup menarik sampai rasa penasaran saya terpuaskan, setelahnya alurnya yang lambat, agak membuat bosan. Untung endingnya yang kampret itu nggak mengecewakan. Saya ulangi sekali lagi deh biar dramatis, endingnya kampret. Kampret karena bikin saya menitikkan air mata di tengah malam -_-

Jika boleh sedikit berkomentar, terjemahannya di beberapa bagian terasa kaku dan nggak sesuai. Seperti truth or dare yang diterjemahkan menjadi benar atau berani. Menurut saya padanan yang agak mendekati sih: kejujuran atau tantangan. Dan beberapa lainnya yang tidak akan saya sebutkan (karena jujur, saya lupa, dan nggak saya catat xD).

Saya menyukai bagaimana penulisnya mengantarkan apa yang ingin disampaikannya dengan baik dan tanpa mendatangkan kesan sok tahu apalagi menggurui, tentang tidak lari dari masalah, tentang betapa berharganya keluarga, tentang rasa abai pada hal-hal remeh yang dilakukan sebagai keluarga yang tanpa kita sadari ternyata begitu penting. Tentang kesempatan kedua.


“’Kau ingin tahu suatu fakta dalam senam?’ Lucy bertanya, berjalan seirama di sebelahku.
‘Selalu,’ kataku datar, dan ia tersenyum padaku.
‘Intinya, orang mengalami cedera—benar-benar cedera—ketika mereka berusaha bermain aman. Saat itulah orang cedera, ketika mereka mundur pada detik-detik terakhir karena takut. Mereka melukai diri sendiri dan orang lain.’”