Minggu, 19 Maret 2017

[Book Review] Lost and Found: Pertemuan yang Berawal dari Kehilangan






Judul: Lost and Found
Pengarang: Fanny Hartanti
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Januari 2017
Tebal: 248 halaman


“Ketika Rachel menatapnya galak, Andy kesal tapi juga gemas. Kalau gadis lain yang melakukan itu, mungkin ia bakalan risi. Rachel berbeda. Gadis itu mampu memorak-porandakan emosinya.”


Rachel tak sengaja meninggalkan organizer-nya di dalam taksi yang ditumpanginya. Andy yang menaiki taksi tersebut setelah Rachel menemukan organizer itu dan memutuskan untuk mengembalikan sendiri kepada pemiliknya ketimbang memberikannya kepada sang sopir taksi.

Yang tak Andy ketahui, di dalam organizer itu terdapat berkas-berkas penting seperti KTP, SIM, dan paspor, padahal Rachel keesokan harinya ditugaskan berangkat ke Singapura untuk meliput acara pembukaan hotel bintang lima di sana.

Alhasil Rachel batal berangkat dan dimarahi habis-habisan oleh atasannya. Dan lucunya, takdir mempermainkan mereka: Andy terus-terusan gagal mengembalikan organizer milik Rachel meski beberapa kali bertemu dengannya. Keadaan seakan tak mengizinkannya.

Andy yang didera rasa bersalah karena Rachel dibuat repot lantaran SIM-nya hilang menawarkan jasa antar-jemput ke Rachel. Sedangkan Rachel sama sekali tak tahu menahu kalau Andy adalah orang yang menemukan organizer-nya. Keduanya sama-sama merasakan ketertarikan satu sama lain, namun akankah hubungan yang berasal dari kebohongan itu dapat berjalan dengan mulus?


“Berbohong itu melelahkan karena kita mesti terus mengingat cerita yang kita karang dan terkadang harus menutupinya dengan dusta-dusta yang lain.”


Buku ini membawa angin segar bagi mood baca saya yang turun drastis sebulan belakangan. Tak sedikit buku-buku yang hanya saya baca beberapa halaman awalnya saja dan saya letakkan kembali, belum sanggup untuk meneruskan membaca sampai selesai. Terutama di lini Metropop. Padahal banyak buku-buku Metropop yang baru terbit yang cukup menjanjikan dari segi sampul dan blurb. Saya sih nyangkanya selera bacaan saya mulai bergeser, sepertinya sangkaan saya salah, malah membaca buku ini menimbulkan keinginan untuk baca judul-judul Metropop yang lain. Mungkin saya hanya dalam fase moody-an ya terkait dengan buku-buku yang saya baca? Entahlah.

Plot buku ini ringan dan sangat mudah ditebak, namun meski tak ada elemen yang membuat saya penasaran, ketika mulai membaca saya tak bisa berhenti. Dan saya yakin bukan saya saja yang merasakan hal ini, beberapa review pembaca lain tentang buku ini dominan mengatakan kalau buku ini jenis yang sangat page turner. Cara penulisnya bercerita terlalu mudah dicerna dan diikuti sehingga bacanya juga bikin betah.

Lost and Found berhasil mengangkat tema tentang waktu, bagaimana perlakuan menunda-nunda untuk melakukan sesuatu (dalam hal ini Andy yang mengulur waktu untuk mengembalikan organizer Rachel), juga kebohongan-kebohongan kecil yang tanpa sadar diucapkan, dapat menimbulkan dampak cukup besar di kemudian hari.

Tentu saja selain plot utama, tidak afdol rasanya kalau tidak ditambah bumbu-bumbu lain, nah di dalam buku ini pembaca akan menemukan sub-plot tentang dunia kerja Rachel dan persaingannya dengan reporter lain di kantornya. Dan, hubungan Andy dan ayahnya, sub-plot yang terakhir ini, cukup berpengaruh dengan keseluruhan cerita karena pembaca akan lebih dikenalkan dengan karakter Andy dan hal-hal yang membentuk karakternya demikian. 

Saya suka filosofi judulnya, terasa sangat pas dengan keseluruhan isi cerita dari awal hingga akhir. Bahwa cinta tuh kalau sudah datang, bisa ditemukan di mana saja, dengan awal sedemikian rupa pula. Berawal dari sebuah kehilangan, misalnya.

Lost and Found memang punya premis ringan, setidaknya tak sekompleks karya Fanny Hartanti sebelumnya: The Wedding Games. Namun saya pribadi lebih menyukai Lost and Found dengan segala ke-cheesy-an dan kelincahan bertutur penulisnya. Buku ini saya rekomendasikan untuk kamu yang butuh bacaan ringan yang nggak butuh energi ekstra untuk berpikir.


“Terkadang, seseorang bisa begitu mudah menilai orang lain tanpa tahu cerita lengkap di baliknya. Padahal setiap manusia punya kisahnya sendiri.”


“Kejadian tidak menyenangkan dalam hidup bisa membuatmu terpuruk, namun ada orang-orang yang mampu belajar dan mengambil hikmah saat berada di bawah. Mereka bangkit dan menyadari kemampuan dan potensi yang selama ini terkubur.”