Judul:
Bumi
Pengarang:
Tere Liye
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Tahun
Terbit: 2014
Tebal:
440 halaman
“Apa pun yang terlihat, boleh jadi
tidak seperti yang kita lihat. Apa pun yang hilang, tidak selalu lenyap seperti
yang kita duga. Ada banyak sekali jawaban dari tempat-tempat yang hilang. kamu
akan memperoleh semua jawaban. Masa lalu, hari ini, juga masa depan.”
Sekilas,
dari luar Raib hanya seorang remaja cewek berusia 15 tahun yang biasa saja. Tapi,
sebenarnya Raib menyimpan satu rahasia besar; dia bisa menghilang. Bahkan
orangtua dan teman dekat Raib pun tidak mengetahui keberadaan kekuatan Raib itu.
Diawali
dengan peristiwa kecil yang ganjil, sampai kemudian suatu hari Raib bertemu—lebih
tepatnya ditemui—oleh sosok misterius yang mengaku kalau dia akan mengajari Raib untuk mengendalikan kekuatan besarnya itu.
Tapi
Raib sama sekali tidak sadar kalau sosok misterius itu nantinya akan membuat
kehidupannya berubah dan peristiwa besar telah menantinya.
“Sumber kekuatan terbaik bagi manusia
adalah yang kalian sering sebut dengan tekad, kehendak. Jutaan tahun usia Bumi.
Ribuan tahun kehidupan tiba di dunia ini. Semua mencoba bertahan hidup.
Kehendak besar mereka bahkan lebih kuat dibandingkan kekuatan itu sendiri.”
Tere
Liye is back! Sebenarnya bahkan
sebelum buku ini terbit saya sudah tahu tentang kisah Raib ini. Bumi merupakan cerita
bersambung yang diposting oleh bang Tere Liye di fanpage official
miliknya. Hampir sama dengan “Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah” dan “Negeri
Para Bedebah”. Bedanya, Bumi kemudian hiatus setelah 20 sekian episode. Sampai
kemudian penulisnya mengabari kalau Bumi akan dijadikan serial. Saya yang
memang sudah suka dengan ceritanya sejak episode 1 diposting sangat tidak sabar
menunggu Bumi terbit.
Ah
ya, perlu diketahui sebelumnya kalau genre buku ini fantasi. Jarang-jarang loh saya baca buku
fantasi dari penulis lokal, dan Bumi saya nilai cukup sukses membuat dunianya
sendiri. Saya merasa cukup puas dengan buku ini.
Mungkin
sinopsis yang saya buat di atas kurang menarik, tapi apa boleh buat, lebih baik
kalian membaca sendiri kejutan-kejutan di buku ini ;))
Petualangan
Ra dan kawan-kawannya (menurut saya sik) seru dan menegangkan walaupun di
bagian-bagian tertentu mengingatkan saya pada beberapa buku yang pernah saya
baca.
Yang
membuat saya kurang sreg adalah gaya bahasanya, menurut saya terlalu kaku
terutama dialog-dialog karakternya. Jadi membacanya seperti membaca buku
terjemahan :D tapi untungnya walaupun kaku penulisannya rapi dan enak dibaca
kok.
Tentu
saja saya menunggu sekuel dari Bumi karena masih banyak hal-hal yang masih
menimbulkan pertanyaan di benak saya terutama menyangkut Kota Tishri. Saya
berharap pertanyaan-pertanyaan itu bisa terjawab di seri selanjutnya.
Buat
kalian yang ingin membaca buku fantasi karya penulis lokal, Bumi wajib dimasukkan
dalam daftar bacaan kalian ^^
“Kamu tahu, Ra, tidak ada yang lebih
penting dari pakaian selain nyaman dipakai. Peduli amat dengan selera warna
orang lain.”
“Sebenarnya dalam percakapan
sehari-hari, paling banyak kita hanya menggunakan dua ribu kosakata paling
penting, diulang-ulang hanya itu. sekali menguasainya, kita bisa terlibat dalam
percakapan dan mengembangkan sendiri.”
RATING 4/5
Tumben Tere-Liye nulis fantasi. Masukin wish-list dulu deh.
BalasHapusUdah baca Kisah Sang Penandai? Itu juga buku Tere Liye berbau fantasi kok walaupun agak-agak dongeng 1001 malam gitu :)
Hapus