Kamis, 03 Oktober 2013

[Book Review] Kei by Erni Aladjai






Judul: Kei
Pengarang: Erni Aladjai
Penerbit: GagasMedia
Tahun Terbit: 2013
Tebal: 250 halaman

“Orang yang meredakan segala keinginannya, bagai air yang reda di dalam lautan, meskipun diisi olehnya namun tak pernah meluap—orang yang demikian inilah yang menemukan kedamaian, bukan orang yang menuruti keinginan hatinya.”

Sebelum membaca buku ini, saya pikir judul Kei diambil dari nama karakter utama wanita dalam buku ini. Tapi ternyata itu salah. Kei merupakan pulau yang terdapat di antara Laut Banda dan Laut Arafuru, Maluku Tenggara.

Pulau Kei ini, daerah-daerahnya dikenal sebagai yang paling jarang terlibat konflik, bahkan konflik terakhir yang terjadi sudah bertahun-tahun yang silam. Tapi, entah siapa yang memulai, pertikaian antar agama(dan ras) pun tak terelakkan, padahal selama ini penduduk Kei memegang teguh hukum adat leluhur untuk hidup saling bertoleransi.

Perpecahan itulah yang kemudian mempertemukan Namira Evav—gadis yang diharuskan hidup berpindah-pindah untuk mengungsi dan tidak tahu keberadaan keluarganya—dengan Sala, pemuda yang telah kehilangan ibu, keluarga satu-satunya yang dimiliki.

Pertemuan pertama mereka yang tidak bisa dibilang manis itu, semakin mendekatkan keduanya sampai kemudian keadaan mengharuskan mereka untuk berpisah.

“Kerusuhan tak hanya mengantarkan orang-orang pada sejarah masa lalu. Pada petuah leluhur. Pada ketakutan akan permusuhan. Rusuh juga melahirkan cinta yang misterius di tenda-tenda pengungsian. Cinta yang melintasi batas agama. Cinta yang tumbuh dalam masa perang berlangsung.”

Saya baru tahu kalau GagasMedia, selain menerbitkan buku-buku romance juga menerbitkan salah satu naskah pemenang unggulan DKJ 2012. Karena hal itulah saya menjadi penasaran untuk membaca buku ini.

Covernya, untuk penerbit satu ini tidak perlu dipertanyakan lagi saya rasa. Karena (saya tidak akan bosan untuk mengatakan ini) salah satu daya tarik GagasMedia terletak pada cover-cover buku terbitannya.

Tapi entah kenapa saya kurang bisa menikmati buku ini ketika membacanya. Bukan, ini sama sekali bukan salah bukunya. Karena kisah dalam buku ini diceritakan dengan cukup apik, settingnya juga bisa digambarkan dengan baik. Bukan pula karena typo-nya yang cukup banyak, hal itu masih bisa ditoleransi. Juga karakter-karakternya, saya sama sekali tidak merasa sebal dengan karakter-karakternya.

Tebakan saya sih bisa jadi kisah yang dituturkan penulis terlalu berat untuk saya :D walaupun kurang bisa menikmati ceritanya saya berhasil lho menamatkan buku ini *bangga* Yah, walaupun merasa miris membaca endingnya :|

Sebelumnya saya pernah membaca dua buku yang juga merupakan pemenang(Semusim, dan Semusim Lagi) dan pemenang unggulan DKJ 2012(Surat Panjang tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya). Dan, selera saya masih memilih SPtJKyJTC yang menjadi favorit(sejauh ini) :D

Untuk yang penasaran dengan cerita Kei, tidak ada salahnya untuk mencoba, mungkin selera kita berbeda *wink*

MEMORABLE QUOTES 

  • “Jangan pernah kita lupakan petuah leluhur! Kita semua berasal dari satu keturunan. Semua orang Kei adalah saudara!” – Hal. 24
  • “Nak, kau tahu dalam ajaran adat Kei, satu-satunya alasan orang berperang atau berkelahi adalah untuk mempertahankan kehormatan kaum perempuan dan kedaulatan batas wilayah. Tolong jangan berkelahi lagi. Laki-laki yang benar-benar lelaki tak akan sembarang berkelahi.” – Hal. 44

  • “Rusuh di Kei tak ada hubungannya dengan Islam atau Kristen. Tuhan dan agama tak pernah mengkhianati pemeluknya. Manusialah yang mengkhianati Tuhan dan agamanya.” – Hal. 68

  • “Kau lihat orang-orang di rumah kita ini? Mereka membutuhkan kita! Kerusuhan telah membuat kita saling membenci, kehilangan kepercayaan, dan depresi. Satu hal yang kita harus pelihara hanyalah hati nurani dan rasa belas kasihan. Jangan pernah membiarkan perang ini merenggut rasa belas kasih kita, jangan pernah!” – Hal. 146

  • “Kita diciptakan berpasang-pasangan! Satu lelaki untuk satu perempuan. Kalau lebih, berarti kita serakah.” – Hal. 213


RATING 3/5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar