Rabu, 11 September 2013

[Book Review] Unwind (Pemisahan Raga) by Neal Shusterman








Judul: Unwind – Pemisahan Raga (Unwind Dystology #1)
Pengarang: Neal Shusterman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2013
Tebal: 456 halaman

RUU Kehidupan
Perang Sipil Kedua, yang juga dikenal sebagai
“Perang Heartland,” merupakan suatu konflik berkepanjangan
dan berdarah-darah yang mempertentangkan satu isu.

Untuk mengakhiri perang, serangkaian amandemen
konsitusional yang dikenal sebagai ‘RUU Kehidupan’
disahkan.

RUU ini memuaskan kedua belah pihak, pasukan Pro-
kehidupan dan Pro-pilihan.

RUU Kehidupan menyatakan bahwa kehidupan manusia tak
boleh disentuh sejak masa pembuahan hingga seorang anak
mencapai usia tiga belas tahun.

Namun, antara rentang usia tiga belas dan delapan belas,
orangtua boleh memilih untuk secara retroaktif
‘menggugurkan’ seorang anak…

…dengan syarat hidup anak tersebut tidak ‘secara teknis’
berakhir

Proses seorang anak diterminasi tapi tetap hidup disebut
Unwinding—Pemisahan Raga, dan anak itu disebut Unwind.

Saat ini, Pemisahan Raga merupakan hal yang lumrah dan
diterima dalam masyarakat.

Connor, anak yang selalu menimbulkan masalah, secara tidak sengaja mengetahui kalau orangtuanya telah menandatangani surat perintah untuk memisahkan raganya. Dugaan Connor bahwa kedua orangtuanya tidak tahan lagi dengan tingkah laku Connor sehingga bermaksud untuk memisahkan raganya agar bisa dimanfaatkan oleh orang lain. Tapi Connor memutuskan untuk melarikan diri dan bagaimanapun caranya harus bertahan sampai umur 18 tahun, usia yang telah dibebaskan dari Unwinding.

Risa. Yatim Piatu yang tinggal di Ohio State Home 23(StaHo), dipaksa untuk menjalani pemisahan raga untuk mengurangi beban panti asuhan itu. Tapi karena sebuah insiden kecelakaan terjadi, Risa punya kesempatan untuk menyelamatkan dirinya.

Berbeda lagi dengan Lev. Dari kecil Lev telah diberitahu oleh keluarganya kalau dia adalah anak yang spesial dan akan dijadikan persembahan. Ironisnya, keluarga Lev yang taat pada agama mereka ini punya beberapa anak angkat yang ditinggalkan di depan pintu rumah mereka. tapi dengan teganya kedua orangtua Lev mengirim anak kandung mereka sendiri untuk menjalani pemisahan raga. Takdir berkata lain, ketika akan berangkat ke “tempat penjagalan”, Lev diculik oleh Connor untuk dijadikan sandera.

Pertemuan tak disengaja antara Connor, Risa dan Lev membuat mereka mengalami petualangan tak terduga. Konflik, perselisihan, pengkhianatan tak terelakkan ketika mereka berusaha untuk bertahan hidup sementara tubuh mereka diincar.

“Kau tak dapat mengubah hukum tanpa mengubah sifat manusia terlebih dahulu.”

“Kau tak dapat mengubah sifat manusia tanpa mengubah hukum yang berlaku terlebih dahulu.”

Dari mana saya harus memulai me-review buku keren ini? Mungkin dari hal-hal yang saya suka dulu ya?

Hmmm, saya suka ide ceritanya. Walaupun sedikit terlalu kelam untuk ukuran novel Young Adult, tapi dari temanyapemisahan raga­— saja kita sudah tahu kalau buku ini punya sesuatu yang lebih dari sekadar menghibur.

Untuk cover, saya lebih suka cover versi terjemahan ini daripada cover aslinya. Dibanding cover aslinya yang misterius, cover versi terbitan Gramedia ini lebih menonjolkan sisi pemisahan raga itu sendiri. Perpaduan warnanya juga matching dan tidak membuat mata sakit melihatnya :D

Karakterisasi. Nah, untuk yang satu ini saya dibuat labil karenanya, awalnya saya suka dengan karakter Lev, tapi karena satu dan lain hal membuat saya tidak lagi mengaguminya(mungkin di buku kedua nanti saya bisa kembali menyukai Lev :D). Neal Shusterman berhasil membuat pembacanya menjadi bersimpati pada karakter yang menyebalkan sekalipun atau sebaliknya. Untuk karakter favorit, saya malah menyukai karakter pendukung seperti CyFi dan Hayden.

Terakhir, unsur inilah yang paling saya sukai di buku ini. POV. Ya, penggunaan POV “serba tahu” membuat saya nyaman dan merasa spesial membaca buku ini. Karena pembacanya juga dibuat serba tahu oleh pengarangnya.

Untuk hal yang tidak saya suka… apa ya? Hmm mungkin ini: endingnya. Endingnya sama sekali tidak membuat saya penasaran akan buku keduanya karena menurut saya itu terlalu sempurna untuk sebuah cerita yang masih akan ada lanjutannya. Kalau tebakan sok tahu saya sih mungkin awalnya Unwind bukan merupakan serial. Tapi walaupun begitu saya masih menunggu terbitnya terjemahan UnWholly lho! Kan kisah Connor, Risa dan Lev masih layak untuk diikuti :)) apalagi sinopsis singkat di akhir buku ini belum cukup memberikan gambaran cerita UnWholly.

Oh ya, untuk urusan typo-menypo, perlu diberi jempol. Sebagai mata pembaca awam, saya hanya menemukan typo di halaman 284, yang seharusnya “berat” ditulis “berart”. Dan satu lagi sebenarnya, di bagian “Tentang Penulis” juga terdapat kesalahan pengetikan pada nama penulis, “Neil” yang seharusnya “Neal”.

Terlepas dari itu semua, Unwind pantas mendapatkan 5 bintang dari saya. Selain itu menurut saya Unwind juga pantas untuk diadaptasi ke layar lebar.

MEMORABLE QUOTES
  • “Aku lebih memilih sukses sebagian daripada sama sekali tak berguna.” Hal. – 44
  • “Aku ingat saat itu berpikir, kalau seorang bayi akan begitu tak dicintai, kenapa Tuhan membawanya ke dunia?” – Hal. 110
  • “Lucu, Undang-Undang Kehidupan seharusnya melindungi kesucian nyawa. Tapi nyatanya malah membuat nyawa menjadi murah.” – Hal. 82
  • “Dengan kehidupan yang begitu penuh peraturan dan system, sangat mudah untuk lupa bahwa mereka tetap manusia.” – Hal. 122  
  • “Kalian bocah Unwind semuanya sama. Kalian pikir karena tak ada orang yang mencintai kalian, maka kalian tak mencintai siapa pun.” – Hal. 155
  • “Kalau tidak ada pemisahan raga, akan ada lebih sedikit ahli bedah, dan lebih banyak dokter. Kalau tidak ada pemisahan raga, mereka akan kembali berusaha menyembuhkan penyakit, bukannya mengganti organ tubuh dengan milik orang lain.” – Hal. 231

RATING 5/5

2 komentar:

  1. Saya juga menunggu UnWholly.. semoga ga lama terbitnya :))
    Salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, semoga ya. Eh, apa kita mention penerbitnya aja kali ya? Request biar segera diterbitkan xD
      Salam kenal ^^

      Hapus