Judul Buku : Tango
Pengarang : Goo Hye Sun
Penerbit : Ufuk Fiction (Penerbit Ufuk)
Tahun Terbit : 2012 (Cetakan III)
Tebal : 308 Halaman
ABOUT
Yun, seorang penerjemah paruh waktu
mengalami kisah cinta yang rumit dengan seorang pria yang bernama Kang Jong
Woon. Banyak perbedaan yang terbentang antara mereka. Kang Jong Woon suka espresso pahit, rokok, dan alkohol.
Sedangkan Yun sebaliknya. Mereka ibarat pasangan yang sedang menari tango
dengan langkah tak seirama, saling menginjak kaki masing-masing dan menahan rasa
sakit sampai terluka parah.
Ketika pertengkaran yang cukup hebat
terjadi antara mereka, saat itulah hubungan cinta mereka kandas. Apalagi sejak
Yun mengetahui bahwa Jong Woon telah punya seorang wanita yang menurut Jong
Woon senasib dengannya.
Tapi seperti kata pepatah, hilang
satu tumbuh seribu, Yun malah terlibat hubungan dengan dua pria. Pria pertama
bernama Jung Min Young, seorang pria kaya wakil perusahaan penerbit tempat Yun
bekerja.
Dan pria kedua bernama Park Si Hoo,
pria yang pernah bertemu dengan Yun di kereta. Sejak pertemuan kedua mereka Yun
menjadi akrab dengan Si Hoo dan merasa nyaman berteman dengannya.
Ketika hati Yun sudah mantap akan
memilih mencintai Park Si Hoo, keraguan malah muncul karena Yun mengetahui
kalau Park Si Hoo adalah mantan pacar Eun Yi, teman yang dikenal Yun yang juga
bekerja di penerbit tempat Yun bekerja.
THE REVIEW
Tahu Goo Hye Sun kan? Yup, aktris
cantik asal korea yang melejit namanya lewat peran Geum Jan Di di drama populer
Boys Before Flower. Goo Hye Sun ternyata memiliki banyak bakat seni di berbagai
bidang termasuk sebagai penulis. Tango merupakan buku pertamanya dan langsung
meledak di pasaran ketika pertama kali terbit.
Tango dibuka dengan sebuah kalimat
pengantar dari Yang Hyung Suk, CEO YG Entertainment. Lalu Goo Hye Sun mengajak
pembacanya mengenal tokoh utama kita. Seorang wanita yang bernama Yun dan
masalah-masalah cintanya.
Buku ini cukup membosankan pada
awalnya karena alurnya berjalan lambat dan minim dialog. Yun lebih banyak
bernarasi dari awal sampai akhir cerita. Tapi mendekati paruh akhir, ketika Yun
mulai menjalin hubungan dengan Si Hoo, buku ini semakin menarik dan membuat
penasaran pembacanya.
Yang sedikit menggangu adalah
gambar-gambar dan lukisan-lukisan yang
bertebaran di buku ini. Walaupun mungkin gambar-gambar ini ada maknanya dan
berhubungan dengan cerita, tetap saja membuat saya terganggu. Kenapa gambar-gambar
ini tidak ditempatkan di lembar-lembar terakhir bukunya saja.
Tapi terlepas dari segala
kekurangannya, saya tidak merasa kapok untuk membaca novel-novel terjemahan dari
Korea. Karena cerita di buku ini sangat berkesan buat saya apalagi dengan
unpredictable endingnya.
MEMORABLE QUOTES
- “Tidak ada kegagalan. Sampai saat ini, kegagalan tidak pernah ada. Aku tidak percaya dengan takdir. Tidak perlu membeda-bedakan laki-laki, perempuan, Kim, Lee, maupun Park. Namaku Yun. Nama yang dibuat hanya untukku, bukan untukmu. Yun untukku.” – Hal. 23
- “Bagiku, pertengkaran adalah sebuah dialog yang dilakukan untuk saling memahami pasangan, sementara untuknya, pertengkaran adalah “kosong” atau “nol”.” – Hal. 30
- “Perpisahan bukan hanya dilakukan oleh seorang lelaki dan perempuan, melainkan dilakukan oleh semua orang. Itu adalah perpisahan yang kumaksud. Manusia pasti akan mati suatu saat dan kematian juga merupakan sebuah perpisahan. Oleh karena itu, perpisahan bukanlah sesuatu yang dapat kita hindari.” – Hal. 68
- “Tango. Aku dan Jang Woon adalah pasangan yang menari tango dengan langkah yang tidak seirama. Kami saling menginjak kaki masing-masing dan menahan rasa sakit, kami terus menari sampai akhirnya kaki kami terluka dengan parah.” – Hal. 133
RATING 4/5
saya jg baru baca ini nih
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak :)
HapusBuku ini cukup memuaskan ekspektasi saya. Dan, setelah buku ini rencananya buku terjemahan Korea yang mau saya baca : The Moon That Embrace The Sun. Tapi baru rencana sih -___- *curcol dikit*