Selasa, 27 November 2012

[Book Review] Life Of Pi by Yann Martel




Judul Buku  : Life Of Pi
Pengarang  : Yann Martel
Penerbit  : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit  : 2012 (Cetakan kelima)
Tebal : 448 Halaman


ABOUT
Piscine Molitor Patel atau Pi adalah anak yang unik. Dia memandang segala hal berbeda dari pandangan anak-anak lain. Pi menganut 3 agama sekaligus; Islam, Kristen dan Buddha. Walaupun awalnya kedua orangtua Pi tidak setuju dengan pemikirannya, mereka akhirnya merelakan anaknya menganut lebih dari satu agama.
Orangtua Pi punya kebun binatang sendiri sebagai mata pencaharian mereka. Suatu hari Ayah Pi memutuskan untuk mengajak keluarganya pindah ke Canada. Setelah semua urusan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk kepindahan mereka dan para penghuni kebun binatang (sebagian binatang mereka ada juga yang dijual), akhirnya mereka berangkat ke Canada dengan menumpang Tsimtsum, kapal barang Jepang berbendera Panama.
Ayah, Ibu, Kakak Pi dan Pi sendiri sangat antusias dengan keberangkatan mereka. Sayangnya, di perjalanan Tsimtsum itu mengalami kecelakaan. Tidak ada yang selamat kecuali Pi, karena awak kapal sempat melemparkan Pi ke sekoci yang ada di Tsimtsum itu.
Tapi ternyata Pi tidak sendirian terombang ambing di Samudera Pasifik, dia "ditemani" seekor zebra yang kakinya patah, seekor hyena, seekor orang-utan betina, dan seekor harimau royal bengal yang bernama Richard Parker.
Saat itulah kisah Pi yang menakjubkan dimulai. Juga persahabatannya dengan Richard Parker, satu-satunya teman Pi yang bertahan di sekoci itu.
Tidak mudah bagi Pi untuk bertahan hidup di tengah kepungan samudra pasifik walaupun dia menemukan loker yang berisi makanan, minuman, obat-obatan, serta peralatan yang dibutuhkannya untuk bertahan hidup. Apalagi dengan adanya seekor harimau di sekoci, membuat Pi semakin tertekan. Banyak rencana yang dipikirkan untuk menyingkirkan Richard Parker, tapi Pi memilih untuk membiarkannya hidup.
Pi harus membiasakan memakan ikan yang hanya dijemur bahkan ikan yang masih mentah. Penyu juga tidak ketinggalan, ditangkap dan dimakan oleh Pi dan sebagian diberikannya pada Richard Parker.
Selama 227 hari atau lebih dari 7 bulan Pi dan Richard Parker terombang ambing di tengah samudra pasifik. Bukan hanya sulitnya mendapatkan makanan, tantangan terbesar yang harus dihadapi Pu justru pada serangan cuaca yang ganas. Selain itu Pi juga harus berusaha untuk menjinakkan Richard Parker yang kelak akan menjadi teman sejatinya dalam menghadapi takdir yang berat ini.


THE REVIEW
Ini bukan kali pertama saya membaca karya Yann Martel. Sebelumnya saya pernah membaca karyanya yang berjudul Beatrice And Virgil. Berbeda dengan Beatrice dan Virgil yang sulit dipahamin, diluar dugaan saya Life Of Pi mudah dicerna ceritanya.
Untuk urusan pendeskripsian, Yann Martel patut diacungi jempol. Kalimat-kalimat deskripsinya dalam menggambarkan suatu objek  benar-benar bagus. Yann Martel sangat tahu cara membuat pembacanya seolah-olah melihat sendiri objek yang dideskripsikannya.
Saya harus mengaku kalau saya terharu membaca buku ini. Sedikit sekali buku yang pernah saya baca yang bisa membuat saya menitikkan air mata. Saya tidak heran kalau buku ini mendapat banyak penghargaan karena buku ini benar-benar luar biasa. Salah satu buku luar biasa yang pernah saya baca.
Dan akhirnya saya berani mengatakan kalau buku ini adalah salah satu buku yang wajib dibaca untuk penikmat sastra. Buku yang bercerita tentang kisah yang akan membuatmu percaya pada Tuhan.


MEMORABLE QUOTES

  •  “Semua makhluk hidup memiliki kadar kegilaan yang menggerakkan mereka untuk bertingkah aneh dan kadang-kadang tak bisa dijelaskan dengan akal. Tapi kegilaan ini bisa menjadi penyelamat; sebab dia juga bagian dari kemampuan beradaptasi. Tanpa unsur ini, tidak bakal ada spesies yang bisa bertahan hidup.” – Hal. 72
  • “Aku berani mengatakan bahwa siapa pun yang telah belajar memahami Islam dan semangat yang terkandung di dalamnya, pasti akan mencintai ajaran ini. Islam agama yang indah, yang mengajarkan persaudaraan dan ketaatan.” – Hal. 101
  •  “Bagiku agama adalah tentang akhlak dan martabat kita, bukan kebobrokan kita.” – Hal. 115
  • “Sudah merupakan lelucon lama di kalangan kebun binatang bahwa dokumen yang diperlukan untuk menjual tikus beratnya melebihi berat gajah, dokumen untuk menjual gajah beratnya melebihi berat ikan paus, dan jangan pernah coba-coba menjual ikan paus, jangan.” – Hal. 138
  • “Aku tidak akan mati. Aku menolak kematian. Aku pasti bisa melewati mimpi buruk ini. Aku pasti bisa, meski kemungkinannya kecil sekali. Sejauh ini aku berhasil bertahan, dan ini suatu keajaiban. Sekarang akan kubuat keajaiban berulang dan terus berulang. Setiap hari. Aku akan berusaha sekuat tenaga. Ya, selama Tuhan besertaku, aku tidak akan mati. Amin.” – Hal. 216
  • “Aku jadi menyadari betapa merosotnya derajatku sebagai manusia saat dengan hati pedih kuperhatikan bahwa aku makan seperti binatang. Cara makanku yang berisik, tergesa-gesa, dan langsung telan tanpa mengunyah sama persis dengan cara makan Richard Parker.” – Hal. 322
  • “Jangan mengintimidasi saya dengan kesopanan Anda! Cinta sulit dipercaya, tanyakan pada siapa pun yang sedang jatuh cinta. Kehidupan ini juga sulit dipercaya, tanyakan pada ilmuwan mana pun. Tuhan juga sulit dipercaya, tanyakan pada siapa pun yang mempercayainya. Kenapa Anda tidak bisa menerima hal-hal yang sulit dipercaya?” – Hal. 417
  • “Dunia ini bukanlah seperti yang kelihatan. Tapi sesuai cara kita memahaminya, bukan begitu? Dan dalam memahami sesuatu, kita memasukkan sesuatu ke dalamnya, bukan begitu? Dengan demikian, hidup ini juga suatu cerita, bukan?” – Hal. 423


RATING 5/5

2 komentar:

  1. blog walking..:D
    buku ini memang bagus yah, pengen baca juga tapi belum kesampaian :(

    BalasHapus
  2. Terima kasih sudah berkunjung :)

    Iya, buku ini salah satu yang terbaik yang pernah saya baca. Kalo kata si Syahrini mah, cetar membahana badai halilintar.

    BalasHapus