Judul: Love, Rosie
Diadaptasi dari: Where Rainbows End –
Cecelia Ahern
Sutradara: Christian Ditter
Genre: Romance, Comedy
“’Good? It was awful. Oh, I feel sick even thinking about it.’
‘About which part?’
‘All of it. It never happened.’”
Rosie (Lily Collins) dan Alex (Sam
Claflin) sudah bersahabat sejak kecil. Mereka tahu kalau mereka ditakdirkan
untuk bersama-sama. Tapi, tentu saja tidak mudah untuk menyatakan cinta,
apalagi target pernyataan tersebut adalah sahabat sendiri. Ketika Rosie
berulang tahun yang ke-18, dia mabuk sampai tak sadarkan diri. Esok harinya
Rosie yang meminta Alex untuk melupakan semua hal yang terjadi di malam ulang
tahunnya itu, Rosie sama sekali tidak ingat kalau salah satu dari hal yang
terjadi adalah dia berciuman dengan Alex.
Tanpa mereka sadari, ucapan Rosie
yang meminta Alex untuk melupakan apa yang terjadi di malam ulang tahunnya itu
akan berujung pada sebuah malam yang tak mereka duga akan terjadi.
Malam ketika segala hal di antara
mereka mulai berubah. Malam yang merenggut impian Rosie untuk bersama-sama
kuliah di Amerika dengan Alex. Malam ketika rahasia-rahasia mulai timbul antara
mereka. Malam yang akan mengubah jalan hidup mereka selamanya.
“I think not telling you was a way to keep the dream alive, you know? So
there was at least someone out there who still saw me as Rosie. And not this
strange, new person I've become.”
Film ini diangkat dari novel karya
penulis P.S. I Love You, Cecelia Ahern yang berjudul Where Rainbows End. Saya
sendiri belum membaca bukunya, jadi tidak bisa membandingkan antara versi film
dan versi novelnya.
Film ini cukup berhasil menghindari
label “klise” mengingat ide ceritanya yang well...
memang klise dan usang. Karena bagi saya pribadi yang tidak tahu sama sekali
akan seperti apa kisah Rosie dan Alex bergulir, bisa diakui film ini cukup
mengejutkan saya ketika menontonnya. Jalan ceritanya tidak bisa ditebak (jalan
ceritanya ya, bukan endingnya :D).
Seriously, feel-nya dapet banget, apa yang
dirasakan dua karakter utamanya, terutama Rosie, bisa turut dirasakan oleh
saya. Dan adegan-adegan kesalahpahaman di sepanjang jalan cerita benar-benar
bikin geregetan! Tapi itu tak lantas membuat saya jadi bosan mengikuti
“permainan takdir”-nya Rosie dan Alex ini :D
Yang paling keren itu chemistry dua pemeran utamanya. Lili Collins
berhasil membangun chemistry yang
kuat dengan Sam Claflin, yang jelas lebih kerasa daripada chemistry Lily Collins dengan cowok-yang-saya-lupa-namanya di The Mortal Instruments: City
of Bones x)). Tidak terlihat adanya kecanggungan antara mereka, dari tatapan
mata mereka berdua saya sudah bisa merasakan kalau Rosie dan Alex memang jatuh
cinta satu sama lain.
Buat saya Love, Rosie termasuk film
kodemi romantis terbaik yang pernah saya tonton. Film ini paket komplit deh. Cast yang kece, chemistry oke, jokes-nya sukses
bikin ngakak, endingnya manis walaupun lumayan drama sik xD, shot-shot-nya cantik nan memanjakan
mata, plus soundtrack yang apik dan easy listening.
Tidak semenakjubkan dan seberat
komedi romantis macam trilogi Before
atau Eternal Sunshine on the Spotless Mind,
tapi amat sangat menghibur dan menyentuh. Worth
to watch.
“’That's what you got me over here for then? Just some fun?’
‘I wanted to see you! For Christ sake, you're my best friend!’
‘Or maybe you needed someone from your old life to point out the truth!’
‘What truth?’
‘You're in a mess, Alex! This whole situation is one big bloody giant
mess!’"
RATING 4/5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar