Judul:
Looking for Alaska
Pengarang:
John Green
Penerbit:
HarperCollins Children's
Books
Tahun
Terbit: 2011
Tebal:
263 halaman
“Sometimes you lose a battle. But
mischief always wins the war.”
Miles
Halter memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya pindah ke Culver Creek, sekolah asrama
yang dulunya juga tempat ayah Miles menuntut ilmu. Di Culver Creek, Miles sekamar
dengan anak lelaki yang dipanggil Colonel. Colonel inilah yang kemudian memberi
Miles nama baru: Pudge.
Pudge
punya keahlian yang unik.
Karena kegemarannya membaca buku biografi, dia bisa hapal kata-kata terakhir
dari tokoh-tokoh terkenal.
Pudge
yang dulunya di sekolah lamanya tidak mempunyai teman dekat, kemudian menjadi
salah satu bagian dari grup pertemanan Colonel yang terdiri dari Colonel, Takumi,
Lara dan Alaska, anak perempuan yang menarik, pintar, seksi dan misterius. Ya,
banyak hal-hal pribadi Alaska yang tidak diketahui oleh teman-temannya.
Bersama,
sebagai remaja mereka kompak melakukan kenakalan-kenakalan kecil sampai
kenakalan besar. Tapi kemudian mereka tidak sadar kalau nantinya sebuah
kejadian akan membuat situasi di antara mereka berubah.
“Why did we drink? For me, it was just
fun, particularly since we were risking expulsion. The nice thing about the
constant threat of expulsion at Culver Creek is that it lends excitement to
every moment of illicit pleasure. The bad thing, of course, is that there is
always the possibility of actual expulsion.”
Looking
for Alaska merupakan buku kedua karya John Green yang saya baca. Sebelumnya
saya pernah membaca The Fault in Our Stars(versi terjemahan) *curhat dikit,
TFiOS belum saya review di blog xD mungkin nanti kalo saya sudah selesai baca
yang versi aslinya akan saya review #infonggakpenting #biarinyangpentingreviewinijadipanjang
;))*. Dan Looking for Alaska membuat saya ingin lagi membaca karya-karya John
Green yang lain.
Kemiripan
TFiOS dengan Looking for Alaska adalah: sama-sama punya dialog berisi dan quote-able. Tapi, bedanya jika ketika membaca TFiOS hanya membuat mata
saya berkaca-kaca, Looking for Alaska dengan suksesnya membuat saya mewek. Serius
loh, buku ini bikin nyesek terutama
narasi dari Pudge ;(.
Saya
sudah tertipu mentah-mentah dengan kekocakannya di awal. Saya pikir buku ini
adalah buku komedi yang menceritakan kisah-kisah kenakalan remaja. Rupanya saya
salah besar. Buku ini sukses membuat hati saya ikut sakit ketika membaca bagian
“the day of” dan mengetahui kebenaran tentangnya. *semoga tidak
spoiler :D*
Jika
kalian sedang tertarik untuk membaca buku yang membuat galau *bukan galau soal
cinta ya ;)*, Looking for Alaska patut kalian coba.
MEMORABLE QUOTES
- “That didn’t happen, of course. Things never happened like I imagined them.” – Hal. 14
- “Y’all smoke to enjoy it. I smoke to die.” – Hal. 57
- “I mean, it’s stupid to miss someone you didn’t even get along with. But, I don’t know, it was nice, you know, having someone you could always fighting with.” – Hal. 83
- “They couldn’t bear the idea of death being a big black nothing, couldn’t bear the thought of their loved ones not existing and couldn’t even imagine themselves not existing. I finally decided that people believed in an afterlife because they couldn’t bear not to.” – Hal. 123
- “But a lot of times, people die how they live. And so last words tell me a lot about who people were, and why they became the sort of people biographies get written about. Does that make sense?” – Hal. 156
- “That is fear. I have lost something important, and I cannot find it, and I need it. It is fear like if someone lost his glasses and went to the glasses store and they told him that the world had run out of glasses and he would just have to do without.” – Hal. 173
- “I am sorry, Alaska. You deserved a better friend.” – Hal. 182
- “When you stopped wishing things wouldn’t fall apart, you’d stop suffering when they did.” – Hal. 233
- “I don’t know where there is, but I know it’s somewhere, and I hope it’s beautiful.” – Hal. 263
RATING 5/5