Judul: Meet Lame
Pengarang: Christian Simamora
Penerbit: TWIGORA
Tahun Terbit: 2015
Tebal: 296 Halaman
“Ketika cowok benar-benar sedang jatuh cinta, tak seorang pun bisa
menghentikannya.”
Pernahkah kalian bimbang dihadapkan
di antara dua pilihan sampai akhirnya bingung dan stres sendiri? Itulah yang
sekarang sedang aku alami. Kali ini bukan pilihan main-main, aku bukan bingung
mau memilih es krim rasa stroberi atau vanila, bukan pula bingung dengan pakaian
yang mana yang harus kukenakan. Tapi aku harus memilih satu di antara dua cowok!
Mana mereka berdua sama-sama hawt
lagi. SIAAAALLL!
Oh iya, sebaiknya kuceritakan dulu kedua
cowok hawt ini agar kamu bisa membantuku
menetapkan keputusan.
Jadi, cowok pertama bernama Janiel. Aku
adalah secret admirer-nya dari SMA. Dia
ganteng. Banget. Baik lagi. Kadang gesture-nya
suka bikin aku jadi kegeeran sendiri. Tapi dia sudah punya Princess—err Putri, ceweknya
yang kalau dibandingkan denganku bagai itik buruk rupa dan Maudy Ayunda. Apa dia
mau mutusin Putri hanya demi aku?
Cowok kedua namanya Daniel. Dia ini
brengsek sebrengsek-brengseknya. Gimana nggak brengsek coba? Dia yang udah
nyuri ciuman pertamaku! Dan keperawananku!! Lalu ninggalin Indonesia beberapa jam
setelahnya!!! Dan sejak saat itu nggak ada kabar apa pun dari dia. Sampai kemudian
nggak ada angin nggak ada hujan, dia dengan senyum nakalnya yang menggoda muncul
di depan rumahku.
Jadi, aku harus pilih siapa? Janiel
atau Daniel? Atau nggak pilih dua-duanya dan memutuskan untuk sendiri
selamanya? Selama-lamanya? Selama-lama-lama-lamanya?
“Aku optimis, seiring waktu, aku bisa membuatmu jatuh cinta lagi padaku.”
Meet Lame merupakan proyek iseng
penulisnya yang awalnya diunggah di akun Wattpad-nya.
Awal mulanya sendiri Meet Lame terinspirasi dari cerita bersambung karya Mbak
Nina Ardianti di blog pribadinya yang berjudul Meet Cute. Saya sendiri jauh
lama sebelum baca versi cetaknya, saya sudah ngikutin Meet Lame di Wattpad. Sayang waktu itu cuma ngikutin
sampai beberapa chapters saja. Lalu,
begitu tahu kalau akan diterbitkan saya sudah excited. Kebetulan ada lowongan untuk blog tour-nya, ikutan daftar, eh Alhamdulillah kepilih :)))
Menurut saya sendiri, meski belum
baca semua buku karya Bang Ino yang pernah saya baca, Meet Lame agak berbeda dari
novel-novelnya yang lain, in a good way.
Ke-berbedaan-nya ini yang menurut saya adalah alasan buatmu untuk baca.
Alasan-alasannya selengkapnya akan
saya tulis, sebagai berikut:
Meet Lame adalah novel stand alone alias berdiri sendiri alias
nggak ada benang merahnya dengan buku Bang Ino yang lain. Ide ceritanya juga agak
beda dengan karya beliau lain yaitu cinta segitiga. Kenapa cinta segitiganya di
sini menarik? Karena Bang Ino nggak “pilih kasih” dengan membuat salah satu
cowoknya less lovable. Jadi pembaca
dibikin bingung gitu deh. Plus deg-degan apakah karakter dukungannya yang akan
dipilih. Pembaca terpecah menjadi dua kubu. Sebelas dua belas kayak Reply
series. Sseureki oppa atau Chilbong? Jung Hwan atau Choi Taek? Atau kalau dalam
Meet Lame, Janiel atau Daniel?
Kedua, lewat Meet Lame, ini kali
kedua Bang Ino menggunakan POV pertama. Penasaran kan apakah akan selincah ketika
dia menggunakan POV ketiga seperti di novel-novel sebelumnya?
Selain dengan POV pertama, di sini
Bang Ino dengan hebatnya berhasil untuk tidak membocorkan nama karakter utamanya.
Katanya sih karena permintaan penggemar, makanya nama “Aku” tetap dirahasiakan.
Perbedaan cukup menonjol, Meet Lame
dibuat lebih “merakyat”. Kalau kamu mengharapkan karakternya kaya raya tujuh
turunan, kamu nggak akan mendapatkannya di sini. Saya malah lebih suka sih sosok
karakter “Aku” yang down to earth dan
bekerja keras dengan bisnis online-nya
:)
Terus, buku ini nggak ada bed scene-nya. Cukup aman kalau dikasih rating PG-13. Cuma meski nggak ada bed scene, bukan berarti nggak ada yang
hot-hot sama sekali yaa? I warned you!
;)
Terakhir, buat saya Meet Lame adalah
novel terlucu Bang Ino yang pernah saya baca. “Aku” yang ceplas ceplos dan
cenderung drama queen sukses bikin
saya ngakak berkali-kali. Ditambah lagi ke-nggak-jaim-annya sampai-sampai muncul
istilah alpenliebe x))
Saya cukup puas dengan Meet Lame
walau emang buat saya sedikit kependekan. Sisi baiknya, ceritanya jadi dibikin
to the point dan nggak muter-muter. Sisi buruknya, saya masih merasa kurang
dengan proses ke endingnya.
“Bagiku, dikasihani adalah perasaan paling nggak mengenakkan sedunia
membuat dirimu merasa gagal dan nggak bisa apa-apa.”
Last but not least (akan ada giveaway di
postingan selanjutnya), seperti host lain, saya juga diberi tantangan untuk
berpose bersama Meet Lame dengan pose Bryanboy seperti model di iklan Fendi.
judul foto: leher kaku akibat salah tidur, makan buku sama sekali tak membantu
*ekspresi yang niatnya seksi malah keliatan meringis .__.*