Selasa, 30 Juni 2015

[Book Review] Kahve by Yuu Sasih





Judul: Kahve: Shamrock & Raven
Pengarang: Yuu Sasih
Penerbit: de TEENS
Tahun Terbit: 20152
Tebal: 240 halaman

“Di dunia ini hanya ada dua golongan manusia. Kencana menyebutnya sebagai golongan resah dan golongan ikut arus. Dirinya adalah golongan terakhir. Baginya menjalani hidup adalah perkara cara melewati hari dari awal membuka mata hingga kembali menutupnya.”

Kencana selama ini hidup di bawah bayang-bayang kakaknya yang menjadi kebanggan orangtua mereka, Saras. Bisa dibilang Kencana selalu mengikuti jalan yang dipilih Saras. Karena itulah, kematian Saras yang bunuh diri membuat Kencana seolah tersesat. Dia yang terbiasa hanya menjadi pengikut kakaknya merasa bagai anak ayam kehilangan induknya.

Berbekal sebuah diari milik Saras, Kencana memutuskan untuk kuliah di tempat kakaknya kuliah dulu untuk mencari tahu penyebab Saras bunuh diri. Di entri terakhir diari itu Saras menuliskan kalau dia mendapatkan hasil ramalan berupa shamrock (semanggi berhelai tiga) yang berarti hal pertanda akan terkabulnya keinginan besarnya.

Berhasilkan Kencana mendapatkan jawaban atas teka-teki kematian Saras? Apa hubungan ramalan cangkir kopi dengan kematian Saras? Baca Kahve untuk mengetahui jawabannya.

“Bukan berarti suatu hal tidak terjadi hanya karena kamu menolaknya.”

Misterius dan membingungkan, dua kata yang layak untuk menggambarkan Kahve. Buku ini sedikit sekali memberikan gambaran secara garis besar ide ceritanya, pembaca diajak untuk bersabar perlahan membuka lapisan-lapisan misteri yang sudah dirancang oleh penulisnya. Bisa dibilang dari awal pembaca sudah ditantang untuk menalarkan sendiri rangkaian kisah yang dituturkan oleh penulis.

Bagian paruh pertama saya masih meraba-raba plot dan ide cerita buku ini. Tak jarang beberapa kali salah menebak. Salah satu kelebihan dari penulisnya adalah mampu menggiring persepsi pembaca (ke arah yang salah) dan ketika rahasia besarnya diungkap, pembaca cuma bisa melongo.

Nilai plus dari buku ini selain ceritanya yang unik dan susah ditebak adalah penuturannya yang enak dibaca. Cukup membantu saya yang sedang kehilangan mood membaca. Bahkan bisa dibilang saya cukup ngebut bacanya, karena makin penasaran. Terutama sejak twist di paruh akhir ceritanya.

Sayang karakterisasinya masih kurang. Bahkan untuk Kencana sebagai karakter utama masih kurang digali di sini. Dan alurnya juga rada bikin bingung, apalagi pas awal-awal baca :D tapi mungkin itu juga salah satu cara penulisnya untuk menambah sisi misterius buku ini kali yak? *sotoy*

Satu lagi yang saya sayangkan, penulisnya tidak bercerita banyak tentang kondisi yang dialami oleh Kencana. Padahal saya amat penasaran dengan hal itu  ingin tahu lebih banyak tentang kondisi yang dialami oleh Kencana itu.

Endingnya bikin puas, tapi masih tetap saja ada misteri yang ditinggalkan mengenai Farras. Bagian ini yang masih membuat saya penasaran sampai sekarang. Dan seperti yang sudah baca Kahve lainnya, setelah baca ini saya juga jadi pengin baca The Picture of Dorian Gray x)).

Sebagai karya debut, Kahve cukup menunjukkan potensi Ayu sebagai penulis muda. Semoga saya bisa membaca karya penulis selanjutnya; Pencarian (Trilogi Tiga Keris Naga #1)!

“Namun kehilangan sekeraskepala dan sekejam seorang rentenir, mereka mendobrak, mengoyak, dan menarik semua hal yang disayanginya, merusak rutinitas yang dijaganya baik-baik.”


RATING 4/5

4 komentar:

  1. nyari di gramed dan TM susah amat loh buku ini xD keinginan baca kan jadi luntur klo nemu aja susyah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, semoga berjodoh deh sama bukunya, biar bisa baca juga ^^

      Hapus