Selasa, 26 Februari 2013

[Book Review] Paris by Prisca Primasari








Judul Buku  : Paris
Pengarang  : Prisca Primasari
Penerbit  : GagasMedia
Tahun Terbit  : 2013
Tebal : 224 Halaman


“Kenapa kamu hobi banget sih ngasih kritik ke orang? Gimana dengan diri kamu sendiri?! Kenapa kamu nggak pernah cerita tentang diri kamu? Aeolus Sena, orang terhebat sejagad... gitu cara kamu ngelihat diri kamu?”


Aline merupakan mahasiswi asal Indonesia yang kuliah di Paris, Perancis. Aline sangat menyukai manga juga anime, dan bercita-cita suatu hari bisa menjadi mangaka. Ketika sedang berjalan tak tentu arah karena dilanda patah hati + galau akibat teman kerja paruh waktunya di restoran lebih memilih wanita lain daripada dirinya, Aline secara tidak sengaja menemukan pecahan porselen.

Usut punya usut porselen yang sudah disatukan kembali oleh Aline itu milik Aelous Sena. Sena meminta Aline menemuinya di Bastville, bekas penjara yang konon berhantu pada jam 12 malam.

Awalnya Aline sempat kesal pada Sena karena berkali-kali membatalkan janjinya, tapi lambat laun Aline makin penasaran dengan pemuda yang punya sifat unik dan menyimpan banyak misteri itu.


“Percayalah, sejak mengenal Aline... hanya hal-hal terbaiklah yang terjadi pada saya.”


Buku ini adalah salah satu seri Setiap Tempat Punya Cerita yang merupakan persembahan dari GagasMedia dan Bukune. Tidak banyak yang bisa diceritakan di buku ini mengingat halaman buku ini juga sedikit.

Saya suka ceritanya, saya suka karakter Aline. Saya juga suka konsep bukunya yang seperti diary. Sisi positifnya pembaca bisa lebih memahami karakter Aline tapi di lain sisi, memakai konsep diary banyak cerita dari Aline yang tidak diungkapkan secara detailnya. 

Yang tidak saya suka dari buku ini, halamannya terlalu sedikit dan karakter-karakter lain kurang dieksplorasi (yah, karena konsepnya diary punya Aline, jadi mau tak mau semua tokohnya menurut persfektif Aline).

Yang paling saya suka dari buku ini adalah covernya yang mewah (sampai-sampai dikasih “bonus” postcard bergambar Menara Effiel) dan ilustrasi-ilustrasi gambar yang terdapat di dalamnya. Sepertinya saya setuju jika ada statement yang menyatakan kalau GagasMedia merupakan penerbit Indonesia yang paling memerhatikan tampilan cover buku-buku terbitannya.


MEMORABLE QUOTES:
  • “Kupikir aku adalah orang yang memiliki prasangka buruk terparah, tapi orang ini, orang yang suka ngomong seenak jidatnya sendiri ini, rupanya berkali-kali lipat penuh prasangka daripada aku.” – Hal. 79
  • “Sekalipun kamu menyimpan dendam atau berusaha bikin dia menderita, kamu pikir dia pada akhirnya mau untuk sekedar melirik kamu?” – Hal. 98
  •  “Tentu saja aku masih ingat! Bahkan, seandainya aku menghabiskan hidupku di hutan terpencil di bulan pun aku takkan lupa! Bahkan, jika aku ditakdirkan amnesia pun aku pasti akan tetap akan ingat!” – Hal. 201


RATING 4/5

[Book Review] Insurgent by Veronica Roth









Judul Buku  : Insurgent (Divergent #2)
Pengarang  : Veronica Roth
Penerbit  : Mizan Fantasi (Penerbit Mizan)
Tahun Terbit  : 2012
Tebal : 551 Halaman


“Apa yang menyebabkanmu tidak cukup baik?”
“Karena dulu aku egois,”
“Kau dulu egois? Sekarang sudah tidak?”
“Tentu saja sekarang masih. Ibuku bilang semua orang itu egois.”


Akhirnya saya berhasil menyelesaikan buku ini selama dua hari. Seri kedua dari trilogi Divergent ini bercerita tentang kelanjutan kisah pelarian Tris dan rombongannya. Setelah berhasil melarikan diri dari bahaya, Tris, Four a.k.a Tobias, Caleb, Marcus dan Peter pergi mencari perlindungan ke faksi Amity.

Untunglah pemimpin faksi Amity menerima mereka dan para anggota faksi Abgenation lain yang selamat dari penyerangan.

Tapi keadaan yang semakin kacau tak dapat lagi dihindari. Perpecahan antar faksi telah terjadi. Tris merasa terancam karena para Divergent semakin diincar untuk dimusnahkan. Tak terhitung banyaknya Tris telah melakukan hal-hal yang membuat nyawanya terancam dan membuat Tobias merasa cemas.

Sebenarnya Tris merasa sedikit putus asa, rasa bersalah akibat kematian orang-orang yang dicintainya selalu menghantui Tris berupa mimpi-mimpi buruk. Belum lagi ketika Tris berada di titik di mana dia bimbang untuk memercayai orang-orang di sekitarnya.

Di buku ini akan lebih banyak diungkapkan tentang rahasia-rahasia orangtua Tobias, juga kenyataan tentang ibunya yang mengejutkan.


“Siapa yang peduli dengan semua orang? Bagaimana dengan aku?”


Saya sedikit terkejut ketika membaca bagian awal buku ini. Tidak seperti yang saya bayangkan, bagian awalnya langsung melanjutkan bagian akhir buku pertamanya. Untungnya setelah membaca Divergent saya langsung membaca buku ini, jadi saya masih sangat ingat apa yang terjadi pada Tris. Saya sarankan untuk yang sudah membaca Divergent dan belum membaca Insurgent, jika kalian sudah agak lupa dengan cerita Divergent sebaiknya membaca ulang Divergent sebelum membaca Insurgent, paling tidak membaca bagian akhirnya karena di buku ini tidak terlalu menyinggung perstiwa di seri pertama kecuali yang memang masih ada hubungannya dengan hal yang ada di seri kedua ini.

Salut untuk penulisnya karena berhasil membuat pembaca buku ini "labil". Labil di sini yang saya maksud adalah ketika sebuah peristiwa di buku ini membuat pembacanya membenci tokoh tertentu, akan ada kejadian lain yang membuat pembacanya berbalik menyukai tokoh itu. Begitu juga sebaliknya.

Untuk urusan cover, tidak ada yang perlu dikomentari. Saya setuju dengan pemilihan cover yang mirip dengan cover aslinya.

Dan seperti seri pertamanya, di seri kedua ini juga masih mengandung banyak twist, bahkan porsinya lebih banyak dan lebih mengejutkan.

Saya benci bagian akhir buku ini karena membuat saya sangat penasaran dengan seri ketiga. Dan itu artinya saya harus sabar menunggu beberapa bulan lagi. Saya harap Penerbit Mizan tidak terlalu lama menerbitkan terjemahannya nanti. Dan terakhir, semoga akhir serial ini tidak mengecewakan penggemarnya.


MEMORABLE QUOTES:

  • “Terkadang, orang hanya ingin bahagia walaupun tidak nyata.” – Hal. 81

  • “Saat itu aku baru sadar bahwa inisiasi Dauntless mengajarkanku satu pelajaran penting: bagaimana untuk terus maju.” – Hal. 100

  • “Katakan saja, bahwa untuk sebagian orang, kematian itu lebih disukai daripada menjadi factionless.” – Hal. 118

  • “Memberitahukan seluruh rencanamu pada satu orang itu tindakan yang tolol. Jelas lebih cerdas jika kau hanya memberikan porongan kecil dari rencanamu pada setiap orang yang bekerja untukmu. Dengan begitu, jika seseorang mengkhianatimu, dampaknya tidak terlalu fatal.” – Hal. 233

  • “Aku memutuskan menyimpan kaus itu untuk mengingatkanku mengapa aku memilih Dauntless: bukan karena mereka sempurna, tapi karena mereka hidup. Karena mereka bebas.” – Hal. 301

  • “Menurutku kita menangis untuk melepaskan bagian hewani dari diri kita tanpa kehilangan kemanusiaan kita.” – Hal. 359

  • “Aku tak tahu kau hidup di dunia yang mana, tapi di duniaku orang-orang hanya melakukan sesuatu untuk orang lain karena dua alasan. Yang pertama, jika orang itu menginginkan sesuatu sebagai balasannya. Dan yang kedua, jika orang itu merasa berutang pada orang lain.” – Hal. 413
 

RATING 5/5

Senin, 25 Februari 2013

[Book Review] Divergent by Veronica Roth








Judul Buku  : Divergent (Divergent #1)
Pengarang  : Veronica Roth
Penerbit  : Mizan Fantasi (Penerbit Mizan)
Tahun Terbit  : 2012
Tebal : 543 Halaman


“Kau bukan pengecut hanya karena kau tak ingin menyakiti orang lain.”


Chicago, usai perang nuklir yang menghancurkan dunia, sistem pemerintahan berubah. Terdapat lima faksi yang harus dipilih oleh anak-anak yang sudah mencapai usia 16 tahun. Kelima faksi itu adalah Amity, tempat orang-orang yang cinta kedamaian, Erudite tempat para jenius yang haus akan ilmu, Candor tempat mereka yang tidak menyukai kebohongan, Abnegation tempat mereka yang suka menolong tanpa pamrih dan tidak menyukai sifat egois, terakhir Dauntless, tempat para pemberani.

Pilihan yang dibuat itu berlaku selamanya, apakah mereka memilih untuk tetap di faksi yang sama dengan keluarga mereka atau meninggalkan keluarga mereka untuk pindah ke faksi lain.

Beatrice Prior, yang selama ini sudah merasa tidak cocok tinggal di faksi Abnegation memutuskan untuk memilih faksi Dauntless. Meskipun merasa bersalah dan merasa telah mengkhianati faksinya dan orangtuanya, Beatrice sama sekali tidak menyesal dengan pilihan yang dibuatnya.

Beatrice punya seorang kakak yang bernama Caleb. Caleb juga membuat pilihan yang mengejutkan Beatrice dan merasa sedikit benci pada kakaknya.

Di faksi Dauntless, Beatrice mencoba mengubah jati dirinya dengan mengubah namanya menjadi Tris. Sebelum resmi menjadi anggota Dauntless, Tris dan peserta inisiasi lain harus lulus dari inisiasi terlebih dahulu. Tak ada jalan kembali. Peserta yang tidak lulus inisiasi terpaksa pergi dan menjadi factionless, itu berarti dia harus hidup menggelandang selamanya.

Berhasilkan Tris bertahan di Dauntless? Tempat orang-orang yang menganggap kebrutalan sama dengan keberanian. Belum lagi rasa penasaran Tris akan hasil tesnya sebelum pemilihan faksi, di tes itu diketahui bahwa Tris merupakan seorang Divergent.


“Kita harus memikirkan keluarga kita. Tapi, kita juga harus memikirkan diri kita sendiri.”


Saya akui kalau saya tertarik untuk membaca buku ini karena seri keduanya, Insurgent berhasil unjuk gigi sebagai Goodreads Choice Award  for Best Young Adult Fantasy and Best Goodreads Author (2012). Saya juga baru tahu kalau sebenarnya buku pertamanya ini juga merupakan Goodreads Choice Award for Favorite Book of 2011 and for Best Young Adult Fantasy & Science Fiction (2011).

Buku ini tidak mengecewakan sama sekali. Bahkan melebihi ekspektasi saya. Di setiap halamannya mampu menghasilkan twist yang mencengangkan saya. Selain itu Veronica Roth berhasil membangun kisah cinta antara Tris dan Four yang berlatar ekstrem.

Sayangnya terdapat beberapa typo, yang paling sering muncul adalah penulisan "All" yang seharusnya "Al" dan "the Pit" yang seharusnya "The Pit". Tapi kadar typo nya sungguh masih bisa dimaklumi, dan tidak mengganggu kenikmatan membaca.

Dan yang jelas buku pertamanya ini sudah sukses membuat saya jatuh cinta dan penasaran dengan kisah di seri keduanya.


MEMORABLE QUOTES :

  • “Jurang ini mengingatkan kita ada batas yang jelas antara keberanian dan ketololan!” – Hal. 81
  • “Ayah pernah bilang, mereka yang menginginkan kekuasaan dan mendapatkannya, hidup dalam ketakutan akan kehilangan kekuasaan itu.” – Hal. 84-85
  • “Manusia akan menciptakan alasan apa pun untuk menoleransi hal jahat; itulah kenapa penting untuk tidak bergantung pada alasan-alasan semacam itu.” – Hal. 122
  • “Aku memiliki teori bahwa tak memiliki rasa pamrih dan keberanian tidak terlalu berbeda.” – Hal. 377
  • “Saat satu hal buruk pergi, maka hal buruk lainnya akan datang.” – Hal. 451
  • “Kau anakku. Aku tidak peduli tentang faksi.” – Hal. 488
  • “Manusia sepenuhnya tak bisa lama-lama menjadi baik sebelum akhirnya kejahatan mulai datang dan meracuni kita semua.” – Hal. 488


RATING 5/5

Trivia :
  • Hak cipta novel Divergent dibeli oleh Summit Entertainment untuk difilmkan dan rencananya akan dirilis tahun 2014.
  • Neil Burger yang pernah menjadi sutradara di film Limitless juga akan ikut andil di film Divergent.
  • Rencananya yang akan memerankan Tris di film ini adalah aktris muda yang sempat mencuri perhatian lewat The Descendants, Shailene Woodley.
  • Selain Shailene Woodley, aktris senior Kate Winslet juga telah bergabung dalam jajaran cast, tapi belum diberitahu apa peran yang diberikan pada Kate Winslet, menurut saya kemungkinan besarnya dia akan berperan sebagai Jeanine (atau mungkin ibu Tris?)
  •  Menurut rumor yang berhembus <--(kebanyakan nonton infotainment) kandidat terbesar untuk peran four adalah: Alex Pettyfer, Lucas Till, dan Jeremy Irvine.
  •  Lagi-lagi yang ini masih rumor: Chandler Massey as Will, David Bastian as Max, Luke Kleintank as Caleb, Jessica Sula as Christina.
source :
http://www.imdb.com/title/tt1840309/
http://www.divergentfans.com/profiles/blog/list?tag=casting+rumor
http://www.thehollywoodgossip.com/2013/01/divergent-casting-rumors-who-will-play-four/

Minggu, 24 Februari 2013

[Book Review] The Five People You Meet In Heaven by Mitch Albom








Judul Buku  : The Five People You Meet In Heaven (Meniti Bianglala)
Pengarang  : Mitch Albom
Penerbit  : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit  : 2011 (Cetakan kelima)
Tebal : 208 Halaman


“Ini kisah tentang lelaki bernama Eddie dan kisah ini berawal dari akhir, ketika Eddie sekarat di bawah terik matahari. Memang kelihatannya aneh memulai kisah dari akhir. Tapi semua akhir adalah juga permulaan. Hanya saja kita tidak tahu pada saat itu.”


Dalam karyanya yang satu ini, Mitch Albom kembali menyuguhkan tema yang menarik. Tentang lima orang yang ditemui di alam baka. Menceritakan tentang seorang maintenance sebuah raman hiburan yang bernama Eddie. Pekerjaan Eddie adalah merawat wahana-wahana di taman hiburan itu. Eddie meninggal pada hari ulang tahunnya yang ke 83 ketika berusaha menyelamatkan anak kecil dari wahana rusak yang akan menimpanya.

Di alam baka Eddie diharuskan untuk bertemu dengan lima orang yang dikenal maupun tidak dikenalnya. Orang-orang yang sudah mempengaruhi hidupnya. Orang-orang yang secara langsung maupun tidak langsung bersinggungan hidupnya dengan Eddie. Orang-orang inilah yang selama ini menunggu Eddie di alam baka untuk menjelaskan berbagai hal-hal yang selama hidupnya tidak dimengerti Eddie, juga memberikan pelajaran untuk melupakan dan memaafkan.

“Orang tidak mati karena kesetiaan.”
“Tidakkah?” | “Bagaimana dengan agama? Pemerintah? Tidakkah kita semua setia terhadap hal-hal itu, kadang-kadang sampai rela mati?” | “Lebih baik kalau kita setia pada satu sama lain.”

Sudahlah, saya tidak akan berkata banyak-banyak untuk karya Mitch Albom satu ini. Bagi yang sudah mengenal ciri khas tulisan beliau pasti tahu bagaimana apiknya dia dalam merangkai kata-kata dan kalimat-kalimat yang sukses membuat pembacanya terenyuh dan tak jarang terharu. Jadi, yah lagi-lagi Mitch Albom membuat saya speechless.

Tapi di buku ini terdapat sedikit typo ataupun kesalahan tanda baca yang agak mengganggu, so far baru kali ini saya membaca buku terbitan Gramedia yang typonya mengganggu. But, its okay, hal itu bisa dimaafkan. Dan yang pasti buat Mitch Albom, saya tunggu karya-karya anda selanjutnya.


MEMORABLE QUOTES

  •  “Bahwa tidak ada kejadian yang terjadi secara acak. Bahwa kita semua saling berhubungan. Bahwa kau tidak bisa memisahkan satu kehidupan dari kehisupan lain, sama seperti kau tidak bisa memisahkan embusan udara dari angin.” – Hal. 52

  • “Kematian? Bukan akhir dari segalanya. Kita mengiranya begitu. Tapi apa yang terjadi di dunia hanya permulaan.” – Hal. 95

  • “Justru di situlah intinya. Kadang-kadang kalau kau mengorbankan sesuatu yang berharga, kau tidak sungguh-sungguh kehilangan itu. kau hanya meneruskannya pada orang lain.” – Hal. 97

  • “Aku ingin kau belajar dariku. Menyimpan rasa marah adalah racun. Menggerogotimu dari dalam. Kita mengira kebencian merupakan senjata untuk menyerang orang yang menyakiti kita. Tapi kebencian adalah pedang bermata dua. Dan luka yang kita buat dengan pedang itu, kita lakukan terhadap diri kita sendiri.” – Hal. 145


RATING 5/5


p.s.: saya kok nggak sreg ya judul Indonesianya jadi Meniti Bianglala. *abaikan*