Sabtu, 05 Maret 2016

[Book Review] Inteligensi Embun Pagi: Episode Pamungkas yang Masih Menyisakan Pertanyaan





Judul: Inteligensi Embun Pagi (Supernova #6)
Pengarang: Dee Lestari
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun Terbit: 2016
Tebal: 710 halaman

Peringatan! Review ini berisi beberapa spoiler terkait serial Supernova!

Setelah mendapat petunjuk dari upacara Ayahuasca di Lembah Suci Urubamba, Gio berangkat ke Indonesia. Di Jakarta, dia menemui Dimas dan Reuben. Bersama, mereka berusaha menelusuri identitas orang di balik Supernova.

Di Bandung, pertemuan Bodhi dan Elektra mulai memicu ingatan mereka berdua tentang tempat bernama Asko. Sedangkan Zarah, yang pulang ke desa Batu Luhur setelah sekian lama melanglangbuana, kembali berhadapan dengan misteri hilangnya Firas, ayahnya.

Sementara itu, dalam perjalanan pesawat dari New York menuju Jakarta, teman seperjalanan Alfa yang bernama Kell mengungkapkan sesuatu yang tidak terduga. Dari berbagai lokasi yang berbeda, keterhubungan antara mereka perlahan terkuak. Identitas dan misi mereka akhirnya semakin jelas.
Hidup mereka takkan pernah sama lagi.

“Mati yang sesungguhnya bukan urusan putusnya kesadaran dari tubuh. Mati adalah ketika kita lupa. Lupa kalau kita sebenarnya tidak harus jadi bagian dari penjara ini.”

Kosong, sekaligus penuh. Itulah yang saya rasakan ketika buku ini saya selesaikan. Jarang sekali saya merasa seperti ini ketika membaca sebuah buku. Ini lebih dari sekadar book hangover biasa. Ada kehampaan dan kekosongan hati ketika melihat kata TAMAT, yang hanya akan sembuh ketika saya membaca buku yang tak kalah bagusnya di kemudian hari.

Wajar sih saya merasa begini. Meski perkenalan saya dengan serial Supernova baru ±4 tahun yang lalu. Tetap saja, sebagai buku terakhir, membaca IEP seperti melepaskan orang yang kita cintai untuk pergi jauh, dan tak jelas kapan akan dipertemukan kembali. Untuk memulai membaca saja saya masih sempat ragu, takut belum siap. Padahal sejak PO-nya dibuka kemarin, saya amat tidak sabar menantikan kedatangannya.

Sebagai buku terakhir, IEP tentunya menjadi ajang reuni dengan karakter-karakter yang bermunculan di buku-buku sebelumnya. Dan siapkanlah dirimu untuk menikmati pelintiran-pelintiran kisah di dalamnya. Dengan kata lain, akan ada banyak sekali twist-twist bertebaran di dalamnya. Dan meski twist-twist ini mengejutkan sampai bengong, saya sama sekali tidak mendapatkan kesan maksa dengan kemunculannya. Semua terasa masuk akal.

Setelah membaca IEP saya jamin padangan kalian tentang buku-buku sebelumnya akan berubah. Kalian akan melihatnya dari sudut pandang berbeda, anggapan kalian tentangnya tak akan lagi sama.

Selain ajang reuni buku ini bisa dibilang merupakan penggabungan dari buku-buku sebelumnya. Bukan karena karakter-karakternya, tapi juga nyawa dari KPBJ, Akar, Petir, Partikel dan Gelombang sangat kental di dalamnya. Sebagai fans berat Petir, yang paling saya rasakan sih, kekonyolan dari buku Petir masih terasa banget di sini. **Etraaaa!! Aku padamu! xP**

Namun, seperti yang saya tulis di judul, buku ini kurang memenuhi ekspektasi saya. Disebut-sebut kalau semua pertanyaan pembaca akan dijawab IEP, buat saya masih saja IEP menyisakan pertanyaan-pertanyaan yang mengganjal. Tapi meski begitu, 5 bintang layak saya berikan untuk IEP. Terima kasih Mbak Dee, sudah menciptakan serial yang akan selalu memorable buat saya :))

Biar nggak kepanjangan, yang saya tulis di bawah adalah daftar hal-hal yang bikin saya penasaran banget:


  • Tujuan para Peretas ini sebenarnya apa? Misi mereka apa? Apa yang membuat mereka ngebet banget sampai rela lahir berkali-kali di dalam tubuh manusia berbeda? Apakah mereka ini semacam masokis yang senang menyiksa diri dengan petualangan (yang menurut mereka) seru? Atau psycho seperti Rio Dewanto di Modus Anomali? Tolong yakinkan saya kalau mereka bukan jenis orang makhluk seperti itu.

  • Ke mana sosok Firas-yang-bukan-Firas-lagi itu pergi? Kenapa sejak dilihat Zarah sosok itu tak muncul lagi?

  • Saya tahu kalau yang ditemui oleh Bong di Taman Lawang(?) adalah Ishtar. Tapi kemudian apa yang terjadi pada Bong setelah dia bilang “Halo, Kesatria.”? Apakah Bong “terbangun”? Atau dia punya rencana jahat pada Kesatria?

Untuk saat ini saya hanya bisa berpuas diri dengan menerka-nerka sendiri keingintahuan saya. saya paham betul kalau “setiap pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban”. Yang menjadi masalah adalah kapan? Kapan saya bisa bertemu dengan pasangan hidup saya (eh) pasangan dari pertanyaan saya?

Yang menjadi satu-satunya harapan adalah janji(?) yang tersirat di halaman 705: “Sebuah akhir akan melahirkan sebuah awal. Kata “Tamat” akan menggiring kita ke “Pendahuluan” yang baru. Sampai bertemu di kisah berikutnya.” Seperti itulah yang ditulis oleh Mbak Dee di paragraf terakhir bagian “Dari Penulis”. Mari kita berharap saja yang terbaik :))

Untuk mengakhiri review ini, sebagai orang yang sudah baca IEP, walaupun puas (sekaligus juga masih kurang puas *gimana sik? x))*), ada hal-hal yang saya sesali tidak saya lakukan ketika akan dan sedang membacanya. Berikut ini tips dari saya untuk kamu yang baru mau mulai baca IEP:


  • Kalau belum baca buku-buku sebelumnya, bacalah dulu. Sensasinya akan beda karena di situlah letak twist-nya. Pokoknya baca dulu 5 buku sebelumnya. Saya yang udah baca aja masih agak kesulitan ngikutinnya di awal-awal, apalagi yang sama sekali belum kenal dengan serial ini.

  • Kalau sebelumnya sudah baca, bacalah ulang terlebih dahulu KPBJ, Akar, Petir, Partikel dan Gelombang. Jangan ikutan ekstrem kayak saya yang langsung baca IEP. Kalian akan merasa kagok dan keblinger, karena karakter-karakter baik yang utama maupun yang pendukung dari buku-buku tersebut akan muncul lagi. Dengan peran yang sama sekali tidak akan kalian bayangkan di imajinasi terliar sekalipun. Seriusan, sampai sekarang saya masih nyesel nggak baca ulang dulu. Pas di pertengahan, baru nyadar kalau si anu pernah nongol di buku itu, si itu pernah nongol di buku anu, dsb.

  • Siap-siaplah untuk baca ulang lagi, pas selesai baca IEP. Saya juga mau baca ulang kok, tapi tidak sekarang. Sekarang masih belum siap mental >,<

  • Siapkan camilan. Teori sotoy saya: baca sambil mengunyah akan meningkatkan konsentrasi, setiap kunyahan akan membantu proses mencerna setiap kalimat yang kita baca :p

  • Terakhir, kalau menemukan kata-kata yang kurang dimengerti coba cek Glosarium di bagian belakang. Semoga menemukan arti dari kata-kata tersebut yang bikin kalian penasaran.



5 komentar:

  1. Sorry ariansyah, krno aku jnius ,aku baco lngsung yg terakhir langsung ngerti

    BalasHapus
  2. aku belum baca satupun supernova ini, masih takut. Tapi pengen nyoba baca sih (gimana sik) -_-

    BalasHapus
  3. AAAAAAAKKKK BELOM BACA YANG KE 3 DAN KE 4 >.<

    BalasHapus
  4. Halo, kak
    Permisi, salam kenal, nama saya Eka Nur'Aini
    mahasiswa semester 8 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang angkatan tahun 2014.
    semester ini saya mengambil mata kuliah skripsi dimana bahan kajian saya adalah resepsi pembaca terhadap novel Intelegensi Embun Pagi karya Dewi Lestari.
    saya memohon ijin menggunakan ulasan anda untuk dijadikan data dalam skripsi saya, selain itu saya juga meminta tolong kepada saudara semoga berkenan mengisi data berikut sebagai bahan tambahan untuk skripsi saya.

    Nama (memohon semoga dapat diisi dengan nama asli, walaupun sekedar nama panggilannya):
    usia:
    jenis kelamin
    pendidikan terakhir:
    pekerjaan:
    pengalaman buku bacaan (novel atau buku sastra):
    asal daerah:

    pesan ini saya buat dengan sejujurnya dan semoga niat baik ini juga dapat ditanggapi dengan baik. saya mohon maaf jika mengganggu dan ada yang salah, serta berterima kasih atas perhatiannya

    BalasHapus