Judul: Aku,
Earl, dan si Cewek Sekarat
Pengarang: Jesse Andrews
Penerbit: POP
Tahun Terbit: Oktober 2016
Tebal: 334 halaman
“Buku ini sama sekali tidak mengandung Pelajaran Penting soal Hidup,
Fakta tentang Cinta yang Jarang Diketahui, Momen-momen Ketika Kita Sadar Telah
Meninggalkan Masa Kanak-kanak Selamanya, dan lain-lain yang menguras air mata.
Selain itu, berbeda dengan kebanyakan buku yang tokoh perempuannya terkena
kanker, cerita ini tidak memuat paragraf sekalimat berisi paradoks
berbunga-bunga yang mesti kita anggap bermakna dalam karena ditulis dengan
huruf miring.”
SMA itu payah, dan cara Greg Gaine untuk
melewati kepayahan SMA adalah dengan tidak bergabung di kelompok mana pun di
sekolahnya. Dia berbaur dengan semua kelompok-kelompok itu tanpa terikat dengan
mereka, mulai dari anak-anak gereja, anak-anak teater, atlet sekolah, hingga
bocah-bocah culun berkostum.
Lalu suatu hari dia mendengar dari
ibunya kalau Rachel Kushner menderita leukemia myeloid akut, dan ibunya
menyuruh Greg untuk berteman dengan Rachel. Rachel yang bertahun-tahun lalu
saat mereka satu kelas di Sekolah Minggu Yahudi pernah menjadi korban php Greg
karena Greg menyukai cewek lain di kelas itu dan untuk menarik perhatian cewek
itu, dia memberikan perhatian berlebih ke Rachel. Cara yang aneh dan sangat
tidak efektif memang.
Karena terus dipaksa ibunya, akhirnya
Greg setuju untuk bertemu dengan Rachel demi menyenangkan ibunya. Percobaan
pertama bertemu dengan Rachel setelah sebelumnya beberapa kali mencoba
meneleponnya dengan percakapan awkward,
lumayan berjalan lancar. Greg dengan selera humornya berhasil membuat Rachel
tak berhenti tertawa dengan jokes “bantal”
dan “merancap”-nya.
Greg mencintai film, dan sering
membuat film dengan seorang teman yang lebih sering disebutnya sebagai “mitra
kerjanya”, Earl. Tapi hubungannya dengan Rachel mengubah semua pola bersosialisasi
ala Greg selama ini termasuk hubungan baiknya dengan Earl. Selain itu usahanya
untuk membuat dirinya tetap tak menonjol sejak kelas sepuluh hingga dua belas
menjadi sia-sia ketika dia memutuskan untuk mengakrabkan diri dengan Rachel si
cewek sekarat.
“Begitulah. Lenyap sudah selubung tak kasatmata yang sudah kurajut dengan
susah payah sepanjang masa SMA, yang meluruh sedikit demi sedikit seiring
pertemananku dengan Rachel. Aku dulu cuma Greg Gaines yang biasa-biasa saja.
Kemudian aku menjadi Greg Gaines, Teman
Rachel dan Mungkin Pacarnya.”
Kalau kamu ketika membaca judul buku
ini, mengharapkan sebuah sicklit yang
menguras air mata dengan petuah-petuah bijak tentang betapa berharganya kehidupan,
lupakan saja rencanamu untuk baca buku ini. Tapi, jika kamu mau mencoba sebuah sicklit yang amat berbeda, well, you really shouldn’t waste your time
and go read this book! Buku ini kocak banget, parah! Ocehan-ocehan Greg
tentang kemalangan-kemalangannya, jokes yang
dilontarkannya, kelakuan orangtuanya (terutama ibunya) yang lebay.
Saya menyukai karakter Greg dengan
segala ke-witty-an dan ke-insecure-annya. Sangat menarik ketika
saya selaku pembaca dapat mengetahui langsung pikiran-pikiran terdalam Greg, di
mana dia merasa terbebani dengan Rachel namun di sisi lain dia bersimpati juga
senang dapat menghibur Rachel. Pikiran-pikiran egoisnya untuk tetap berharap
Rachel dapat tetap tinggal, yang kemudian membuatnya merasa buruk dengan
berpikiran seegois itu.
Konsep bukunya yang seperti diary suka-suka Greg membuat saya jadi
merasa mengenal Greg. Keunikan lain dari gaya berceritanya adalah dengan adanya
selingan-selingan “reka ulang adegan” berupa skrip film (karena Greg pencinta
film, obviously) dan list-list konyol
buatan Greg, kedua selingan tersebut membuat bukunya menjadi lebih menarik dan
tak membosankan.
Jauh sebelum baca buku ini saya sudah
menonton filmnya, dan saya tidak menyesal sudah lebih dulu menonotn filmnya.
Jika baca bukunya duluan, mungkin kadar kesukaan saya pada filmnya akan jauh
berkurang. Di bukunya ini lebih sedikit romance-nya.
Namun karena media audiovisual dalam film mampu mengeksplor beberapa hal yang terbatas
di bukunya, poin lebih dari filmnya adalah film-film buatan Greg dan Earl yang kelihatan
lebih menarik. Sedang di buku pembaca hanya disuguhkan sedikit deskripsi
mengenainya saja (namun tetap lucu sih, ide-ide film mereka gila! xD).
Meski bukunya berhasil bikin saya
ngakak kejer, tetap ada bagian nyeseknya, tapi tidak berlebihan. Saya suka
epilognya yang menyelipkan twist kecil,
juga alasan kenapa Greg menulis buku ini, dan untuk siapa ia ditujukan. Menarik
;) Terima kasih untuk POP (imprint
dari KPG) yang sudah menerjemahkan buku ini. Terima kasih juga atas
terjemahannya yang bagus dan tetap bisa mempertahankan kelucuan jokes-nya.
“Aku tahu bahwa Rachel sekarat tapi semula aku belum betul-betul mengerti, kalau kalian paham maksudku. Maksudku, akal kita tahu bahwa
seseorang sedang sekarat, tapi hati kita belum menerima dan, ketika hati kita
mengakui fakta tersebut, emosi kita bakal teraduk-aduk.”
Hana juga suka buku ini :D ah iya hana baca bukunya dulu jadi pas nonton film, ada bagian yang terasa bosan. Nice review :D
BalasHapusHehehe, untung saya nonton filmnya dulu ya :D
HapusTerima kasih, Hana ^^
Yang kayak gini nih yang jadi bensin kami buat terus ngeluarin buku-buku bagus. Terima kasih!
BalasHapusWah, dikomentari langsung sama penerbitnya :">
HapusSama-sama. Ditunggu buku terjemahan lainnya yang nggak kalah bagus :))
hi kak.
BalasHapuskaka nonton filmny dimana? bole kasi link donk
bagus bagus reviewnya kak
BalasHapusperbedaan tepung terigu dan tapioka