Judul: In
a Blue Moon
Pengarang: Ilana Tan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2015
“Apa yang sudah dilakukan Lucas Ford
sampai kau terlihat seolah-olah ingin mencakarnya? Kau bukan jenis orang yang
membenci seseorang pada pertemuan pertama.”
Lucas Ford bertemu lagi dengan Sophie Wilson berkat
kakeknya, Gordon Ford yang mengatakan kalau Sophie Wilson adalah tunangan Lucas.
Hal tersebut diputuskan berdasarkan keputusan kakek Sophie dan kakek Lucas yang
merupakan teman lama.
Lucas pertama kali bertemu dengan Sophie pada
bulan Desember di tahun terakhir SMA-nya. Gadis itu membenci Lucas karena hal
buruk yang pernah dilakukan Lucas ketika SMA. Tentu saja Sophie masih membenci
Lucas karena Lucas bisa melihat kebencian itu di mata Sophie ketika mereka
bertemu kembali.
Walaupun Sophie sering menghindari Lucas,
Lucas sama sekali tidak menyerah untuk mendekati gadis itu. Bukan karena perintah
kakeknya, tapi karena Lucas ingin mengubah pendapat buruk Sophie tentang
dirinya, untuk membuktikan kalau Lucas adalah orang yang berbeda dari yang dikenal Sophie ketika SMA
dulu. Juga untuk membuat Sophie menyukainya, karena demi Tuhan, Lucas Ford
menyukai Sophie Wilson!
“Kau mungkin tidak sempurna, tapi kau
sempurna untukku.”
Coba tanya ke beberapa pembaca buku, apa buku
Indonesia paling hits sekarang? Pasti
tidak sedikit yang akan menjawab In a Blue Moon-nya Ilana Tan. Ya, sejak bocoran
dari sang editor kalau karya terbaru Ilana Tan akan segera terbit, dari bocoran
judul sampai bocoran desain kavernya, buku ini sudah menjadi perbincangan
hangat di kalangan pembaca di Indonesia.
Terakhir kali saya membaca tulisan karya Ilana
Tan adalah di kumpulan cerpen Autumn Once More. Dan kumcer tersebut terbit sekitar
tahun 2013, dua tahun lalu! Bisa dibayangkan kerinduan saya dan penggemar Ilana
Tan yang lain akan tulisannya.
Buku ini seperti air sungai di musim kemarau,
tenang dan menghanyutkan. Konfliknya ringan, bahkan bisa dibilang tidak ada
konflik yang benar-benar rumit di buku ini, akan jauh sekali jika dibandingkan
dengan Autumn in Paris yang kalo dibaca ulang sekarang masih bikin nyesek itu. Tapi
di sinilah letak kemagisan karya Ilana Tan, saya dibuat hanyut dengan pesona
karakter-karakternya, dan perkembangan ceritanya.
Dan hal yang dari dulu menjadi salah satu
faktor yang membuat saya menjadi pengemar Ilana Tan selain kemisteriusannya
itu, adalah penggunaan bahasa asing-nya yang minim walaupun setting novel-novelnya selama ini selalu di luar Indonesia.
Saya menemukan
banyak sekali kebetulan di buku ini, terutama tokoh Lucas dan Sophie yang sering
sekali bertemu secara tak sengaja. Tapi, Ilana Tan bisa membuat
kebetulan-kebetulan tersebut jadi terkesan natural, tidak dipaksakan.
Hal lain
yang menjadi nilai tambah di buku ini adalah sudut pandangnya. Sudut pandang
yang digunakan—seperti karya sang penulis sebelumnya—adalah sudut pandang orang
ketiga. Biasanya saya merasakan kedekatan dengan karakter utama di novel yang
menggunakan sudut pandang pertama ketika penulis bernarasi sebagai “aku”. Di novel
ini walaupun sudut pandang orang ketiga yang digunakan, saya bisa merasa dekat
dengan dua karakter utamanya, Lucas dan Sophie.
Yang lucu
adalah dari awal baca buku ini saya sudah berniat untuk membaca buku ini
pelan-pelan biar bisa lebih lama menikmati tulisan sang penulis yang sudah saya
rindukan. Tapi tetap saja dengan ke-page-turner-an
buku ini membuat saya tidak bisa berhenti ketika membacanya -___-
In a
Blue Moon jelas bukan yang terbaik dari Ilana Tan *saya masih belum move on dari Autumn in Paris*. Tapi merupakan
karya Ilana Tan termanis dibanding yang lain, dan salah satu buku yang
meninggalkan kesan yang saya baca tahun ini.
“Permintaan maaf hanya akan membuat
perasaanmu lebih baik, bukan perasaanku. Jadi lupakan saja.”
“Aku bersedia melakukan apa pun agar
kau tetap berada di sisiku, bersamaku, selama kau juga menginginkan hal yang
sama.”
RATING 5/5
Wah halo Kak! Hihi iya, In a Blue Moon ini lagi hits hits nya :D Terus menurut kabar yang beredar, udah mau cetakan keempat loh! Sama, saya juga dulu maua baca In a Blue Moon secara santai aja, nggak mau cepet-cepet nyelesaiin karena kangen banget sama karya Ilana Tan, eh ternyata saya bacanya sekali duduk aja x)
BalasHapusHalo juga, kamu penggemar Ilana Tan juga kah? :)
HapusIya, novel-novelnya Ilana Tan emang laris manis :D kalo saya, pertahanan saya jebol di hari keempat gegara pengin buru-buru tahu endingnya x))
Hai!!
BalasHapusAkhirnyaaaaa, setelah lama mengidam2kan (dan sempet histeris waktu denger Ilana Tan mau rilis novel baru), akhirnya In a Blue Moon ada di tangan saya juga!
Setuju bgt, saya jg belum bisa move on dari Autumn in Paris T________T
Autumn in Paris meninggalkan kesan yg terlalu dalam untuk dilupakan T__T
Rencana awalnya si emg mau woles aja bacanya, biar gak cepet abis, eh trnyata sekali duduk langsung abis :P
Tapi emg bener, In a Blue Moon adalah novel karya Ilana Tan yang termanis yg pernah saya baca, saya sampe senyum2 sendiri dan ketawa2 sendiri pas baca XD