Judul Buku : Camar Biru
Pengarang : Nilam Suri
Penerbit : GagasMedia
Tahun Terbit : 2012
Tebal : 279 Halaman
ABOUT
Nina, berprofesi sebagai ilustrator.
Tidak suka dandan. Punya seorang sahabat setia bernama Adith.
Adith, seorang
dosen. Penggila hal-hal yang berbau jepang. Selalu rela untuk membantu setiap
kesulitan sahabatnya, Nina.
Sepuluh tahun
lalu, dibawah pengaruh alkohol, Adith dan Nina membuat janji jika sepuluh tahun
yang akan datang mereka belum menikah, mereka sepakat untuk menikah.
Tapi akhirnya
mereka sadar, keputusan untuk menikah tidak semudah itu. Dan dengan memutuskan
menikah, mereka terpaksa kembali mengingat memori kelam masa lalu. Tragedi yang
sudah merusak sisi-sisi persahabatan bujur sangkar mereka. Persahabatan yang
terdiri dari Nina, Adith, Naren– kakak Nina, dan Sinar– kakak Adith.
Belum lagi
mereka harus berurusan kembali dengan kedua orangtua Nina yang memilih untuk
mencampakkan anaknya sendiri karena tragedi naas itu.
THE REVIEW
Sudah lama sekali
saya tidak membaca novel percintaan seperti ini. Karena menurut saya novel asli
Indonesia yang mengangkat tema percintaan itu kebanyakan klise. Tapi, untuk
buku ini, dua jempol deh. Keren abis. Terakhir saya baca buku bertema serupa
yang juga keren adalah Antologi Rasa karya Ika Natassa.
So, kalo kamu
suka buku percintaan yang keren, nggak cengeng, apalagi lebay, kamu kudu wajib
harus baca buku ini. Apalagi dengan petikan lirik-lirik lagu yang nyambung
dengan ceritanya di setiap bab, menambah kekerenan buku ini.
Kalimat-kalimat
di buku ini sederhana, tapi terkadang punya makna mendalam. Jujur saya lebih
suka yang seperti ini daripada kalimat-kalimat yang berbunga-bunga, (sok)
filosofis, bahkan lebay tapi isinya kosong, nol.
Sayangnya buku
ini mudah ditebak. Saya bisa dengan mudah menebak rahasia kelam Nina yang tak
mau dia ceritakan pada orang lain karena sang penulis tidak sengaja (ataupun sengaja),
menebar banyak sekali “clue” tentang rahasia itu.
Walaupun sang
penulis berusaha membantu pembacanya dengan membuat style huruf yang berbeda
setiap berganti POV, saya masih merasa kurang suka dengan multiple POV yang
dipakai.
Akhirnya, tanpa
banyak bacot lagi lebih baik saya akhiri saja review ini. Pokoknya dibalik
kekurangan buku ini, buku ini tetap layak untuk dibaca. Sangat layak malah.
MEMORABLE QUOTES
- “Bahwa hati bisa saja berhenti berfungsi, tetapi tetap nyeri. Jantung bisa saja terasa meledak, tetapi ternyata tetap berdetak.” – Hal. 65
- “Sengaco apa pun elo, tetap aja buat gue lo sempurna.” – Hal. 134
- “Gue membisikkan permintaan, lalu asap akan membawanya bersama udara, ke angkasa, dan akhirnya, gue harap, permintaan gue itu akan mencapai tempat yang tepat. Lalu, dikabulkan. Makanya gue butuh asap, karena asap membubung sampai ke langit.” – Hal. 155
- “Ternyata, selamanya itu emang terlalu lama.” – Hal. 234
- “It's sad, don't you think? Since each of us only have one time to live.” – Hal. 245
- “Kamu terlalu sibuk dengan penderitaanmu sehingga kamu nggak menyadari bahwa dengan menutupinya kamu bikin orang-orang di sekeliling kamu ikut menderita bersamamu. Kamu membuat kami merasa nggak berdaya, nggak berguna.” – Hal. 249
RATING 4/5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar