Judul: Dark
Matter
Pengarang: Blake Crouch
Penerbit: Penerbit Noura
Tahun Terbit: 2017
Tebal: 476
halaman
“Apakah kau bahagia dengan hidupmu?”
Jason
Dessen diculik sepulang dari bar lokal dalam rangka merayakan kesuksesan teman
lamanya yang baru saja mendapat penghargaan bergengsi di bidang sains. Pria bertopeng
Geisha yang menculiknya membawanya ke sebuah bangunan kosong setelah
menanyainya bermacam pertanyaan aneh. Sebelum akhirnya tak sadarkan diri oleh
pengaruh obat yang disuntikkan si penculik, hal terakhir yang Jason dengar dari pria itu
adalah pertanyaannya tentang hidupnya sekarang, bahagiakah Jason dengan hidup
yang dijalaninya hingga kini?
Ketika
terbangun, Jason mendapati dirinya tak lagi berada di dunia yang dia
kenal, dunia tempatnya sekarang terasa
begitu asing. Di dunia asing ini Jason bukan seorang dosen Fisika di Lakewood
College, tapi merupakan ilmuwan hebat dan terkenal. Alih-alih punya seorang
istri dan putra yang dicintainya, di dunia ini Jason seorang lajang.
Dan
yang pasti, dunia baru ini begitu berbahaya, untuk kembali ke dunianya yang
lama Jason harus melewati pilihan-pilihan. Banyak pilihan yang kesemuanya punya
risiko masing-masing. Apa yang sebenarnya terjadi pada Jason? Berhasilkah dia
kembali ke Daniela dan Charlie, dua orang yang begitu dikasihinya? Ke dunia
yang dia kenal selama ini?
“Menakutkan ketika kau memikirkan
bahwa setiap hal yang kita pikirkan, semua pilihan yang bisa kita buat, akan
bercabang ke dunia baru.”
Ada
yang pernah nonton serial televisi populer Friends? Kenal dengan Janice? Janice
mantan pacarnya Chandler yang punya suara annoying
itu? Kalau belum, tak masalah karena pertanyaan saya barusan tak ada
hubungannya dengan buku ini (secara khusus) xD saya hanya mencoba membuat
pembuka menarik untuk review ini. Jadi, si Janice di Friends ini punya line yang amat memorable bagi yaitu: “OH. MY. GOD!” lengkap dengan ekspresinya. Nah,
mulai sekarang, saya memutuskan untuk menamai bagian-bagian mengejutkan dalam
buku yang saya baca dengan “Janice Moment”. Dan harus saya akui, Dark Matter punya
banyak sekali Janice Moment.
Saya
mengenal nama Blake Crouch dari dua judul serial televisi adaptasi dari
buku karyanya: Wayward Pines dan Good Behavior, yang mana dua-duanya sangat saya
rekomendasikan untuk ditonton. Kemudian saya iseng memasukkan namanya dalam
kolom pencarian Goodreads, dan buku ini menjadi yang paling populer dan lumayan
dominan mendapat ulasan positif. Jujur saya agak kaget (sekaligus senang)
mengetahui Penerbit Noura menerbitkan terjemahannya.
Oke,
paragraf ini sedikit tidak nyambung dengan bukunya, jadi kalau dilewatkan juga tak
apa-apa. Cuma sedikit saran untuk penerbit yang bersangkutan (buku ini) kali
aja ada yang kerja di sana yang baca review saya x)). Saya agak kecewa dengan
penerbitnya yang kurang gencar melakukan promosi untuk buku-buku terbitannya
terutama yang terjemahan. Hal ini pernah saya singgung di sebuah obrolan dunia
maya dengan seorang teman saya yang juga pembaca, sebenarnya cukup banyak buku-buku
terjemahan dari Penerbit Noura yang menarik dan ingin sekali saya baca (di
antaranya: "The Silent Wife" dan "A Head Full of Ghosts" dan "My Grandmother Asked Me
to Tell You That She’s Sorry"), namun kurangnya promosi membuat saya agak
ketinggalan informasi tentang bukunya sehingga saya baru mengetahui keberadaan
terjemahan buku tersebut setelah beberapa lama. Saya tidak tahu dengan pembaca
lain, kalau saya sendiri sih salah satu faktor yang membuat saya membeli buku
adalah buku baru yang dari sebelum terbit promonya sudah gencar :) Sukses
selalu, ya, Noura. Saya tunggu terjemahan Into the Water-nya ;)))
Cukup
dengan pembicaraan ngelanturnya, mari kembali ke pembahasan buku menakjubkan
ini. Saya jenis pembaca yang tidak tahan dengan ketidaktahuan, apalagi dalam buku
yang menurut saya menarik. Separuh awal Dark Matter cukup
menyiksa saya karena ketidaktahuan dan rasa penasaran. Kondisi Jason yang sama
sekali tak tahu apa-apa ketika terbangun dari pingsannya amat sangat menyiksa.
Saya
juga bukan pencinta genre sci-fi, yang paling mendekati genre sci-fi yang pernah saya
baca hanya segelintir judul Young Adult
bersub-genre distopia, saya bahkan tidak mampu menyelesaikan The Martian yang
fenomenal itu. Tapi Dark Matter, walaupun saya akui rumit dan berat, tapi
maknanya nyampe ke saya, dan elemen sci-fi-nya itu terasa masuk akal buat saya.
Saya pikir kenyamanan saya baca buku ini tak lepas dari kepiawaian sang
penerjemah yang menerjemahkan buku ini dengan bagus dan enak dibaca.
Seperti
yang saya bilang, Janice Moment di dalam buku ini ada banyak, dan menurut saya
yang paling dahsyat terletak di hampir mendekati akhir. Ketika Jason akhirnya
tersadar hal buruk yang luput dari dugaannya, saat konfliknya menjadi semakin
rumit. Bagian ini awalnya membuat saya agak khawatir dengan bagaimana buku ini
akan diakhiri. Tapi, kekhawatiran saya tak beralasan karena saya suka dengan
endingnya. Agak sedikit kurang puas, tentu saja, tapi saya tidak bisa memikirkan
skenario lain yang lebih masuk akal selain ending yang dipilih penulisnya untuk
mengakhiri buku ini.
Dan
ngomong-ngomong soal adaptasi filmnya, setelah membaca buku ini saya tak heran
kalau bahkan sebelum terbit buku ini sudah dibeli hak cipta untuk dibuatkan
adaptasi filmnya. Isinya emang “Hollywood
material” banget! Baca deh, dan kamu akan ngerti apa yang saya maksud ;))
Lima bintang untuk Jason Dessen dan pilihan-pilihan gilanya!
“Jika ada sejuta kolam di luar sana,
dengan versi kau dan aku mengalami kehidupan sama maupun berbeda, tak satu pun
yang lebih baik daripada di sini, sekarang. Aku meyakini itu melebihi semua hal
lain di dunia ini.”
“Bagaimana jika sebenarnya kita
menghuni multisemesta, tetapi otak kita telah berkembang sedemikian rupa untuk
melengkapi kita dengan dinding pelindung yang membatasi apa yang kita kenali
sebagai semesta tunggal? Satu garis dunia. Hal yang kita pilih, momen demi
momen.”
makasih untuk reviewnya yah kak
BalasHapusharga casing sosis