Tahun 2016 akan berakhir dalam
beberapa jam lagi, apa kabar reading
challenge yang kalian tetapkan di awal tahun? *dateng-dateng nanya reading challenge*. Di pengujung tahun
ini saya mau membuat pengakuan memalukan: sebagai anggota BBI saya tak pernah satu
kali pun ikutan posbar yang rutin diadakan setiap bulan! Untungnya (salah satu)
tema untuk bulan ini cocok dengan tulisan memang yang sudah saya rencanakan
untuk di-post di blog ini yaitu
tentang buku terbaik. Saya pikir nggak ada salahnya sambil menyelam minum air. Itu
alasan utama saya menulis postingan ini, alasan lainnya: saya orangnya
p-e-l-u-p-a, sebagus apa pun buku itu, saya kadang lupa menyebutkannya ketika
seseorang meminta rekomendasi saya, apalagi jika ditodong langsung.
Menurut data Goodreads, sejauh ini
di sepanjang 2016 saya telah membaca 79
buku. Tentu saja Goodreads 2016 Reading
Challenge berhasil karena dari awal tahun saya hanya menetapkan 50 buku
sebagai target. Untuk blog, yah, meski nggak rajin-rajin amat, setidaknya
setiap bulan saya bikin postingan :”> dan Alhamdulillah masih ada penerbit yang
mengajak bekerjasama lewat blog tour,
sedikit memang namun patut disyukuri sebab buku-bukunya saya suka semua jadi semuanya
berjalan dengan mulus yang lebih penting adalah saya dapat bantuin promo buku
yang saya suka :)). Saya juga berhasil menahan diri saya dari godaan buku-buku
baru dan diskon-diskon atau obralan buku-buku kolpri. Bisa dibilang buku yang
saya baca lewat digital cukup dominan, apalagi beberapa bulan ke belakang,
sejak saya mengenal SCOOP Premium. Terima kasih SCOOP! Harga subscribe-nya jangan dinaikin ya! udah
pas sama kantong saya >.<
So, daripada
saya kepanjangan ngalor-ngidul, inilah buku-buku terbaik yang meninggalkan jejak
spesial di benak dan hati saya tahun ini. **klik di gambar cover untuk melihat review lebih lengkap**
O – Eka Kurniawan
Sejak melihat bocoran
sampulnya, saya sudah excited
menantikan karya terbaru penulis favorit saya ini. Ketika ikutan pre-order, saya sama sekali tak punya
ide bagaimana isi buku ini, yang saya ketahui hanya kalimat misterius “Tentang
seekor monyet yang ingin menikahi kaisar dangdut” yang tertulis di bagian
belakang sampulnya. Informasi tentang buku ini yang secuil dan membuat
penasaran membuahkan hasil manis, saya langsung jatuh cinta setelah tahu kisah
apa yang diceritakan Eka Kurniawan di buku ini. Saya suka banget, sampe pas
berhasil saya selesaikan langsung saya tulis review-nya. Dan akhirnya, review
tersebut menang di sayembara resensi yang diadakan oleh salah satu toko buku
daring deh *nggak apa-apa kan pamer dikit? xP*. Mungkin jika banyak waktu
luang, buku ini akan saya baca ulang tahun depan.
Inteligensi Embun Pagi – Dee
Seperti judul yang saya
berikan di postingan review buku ini,
IEP merupakan buku terakhir dari serial yang masih menyisakan misteri.
Pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab. Tapi seperti kata Mbak Dee sendiri: “Semua
pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban. Untuk keduanya bertemu, yang
dibutuhkan cuma waktu.” Jadi, mari tunggu saja kedatangan jawaban tersebut.
Saya harap sih waktu yang dibutuhkan nggak lama-lama.
A Monster Calls (Panggilan Sang Monster) – Patrick Ness
Sebenarnya jika mau
dipikir-pikir lagi premis buku ini sederhana. Yang membuat spesial adalah penggunaan
“monster”-nya, pembaca dibuai dengan fantasi dan realitas yang berkelindan. Oh,
saya juga suka dengan kisah-kisah yang diceritakan oleh sang monster. Pokoknya semua
elemen di buku ini melengkapi satu sama lain deh. Efek dari semuanya: bikin
nyesek broh.
A untuk Amanda – Annisa Ihsani
Sampai sekarang, A untuk
Amanda masih menjadi young adult
karya penulis Indonesia terbaik yang pernah saya baca. Well, saya setuju dengan komentar teman-teman pembaca lain yang bilang
buku ini ada sedikit kontennya yang rentan jika dibaca oleh remaja kayak saya
#porepersepentin (tokoh Amanda menganut paham Agnostik), namun saya
berprasangka baik pada dedek-dedek remaja, eh maksud saya teman-teman sepantaran
lain pasti sudah paham mana yang menurut mereka terbaik untuk
mereka sendiri kok ;) *kalau kalian bingung ketika baca ini, sama, saya juga.
Intinya bukunya bagus kalau dinilai dari kedalaman premis dan keluwesan
bertutur penulisnya*.
Career of Evil (Titian Kejahatan) – Robert Galbraith
Nah, ini! INI YANG PALING
NGGAK BISA SAYA LUPAKAN SEPANJANG TAHUN! Kalo kata Mbak Raisa mah, “buat diriku syusah lupa”. Saya yakin
yang udah baca juga pasti merasakan hal yang sama #teamkorbandigantung.
Endingnya bener-bener ngegemesin, nyebelin, nyakitin deh. Mengutip Mbak Cinta
“yang kamu lakukan ke saya itu, JAHAD!”. Lebih sakit daripada dijadikan
sandaran keluh atau terjebak di kotak-sampah-zone.
Tante Om Robert emang ratu raja tega! Awas aja kalo buku
keempatnya masih belum keluar tahun depan -_- Eh, saya pamer lagi yak? Buku
gantung ber-ending kampret ini
membawa berkah juga lho, saya jadi dapet Ulat Sutra (The Silkworm) bertanda
tangan tante om Robert deh berkat menang lomba resensi buku seri
Cormoran Strike ;))
The Husband’s Secret – Liane Moriarty
Sebenarnya mau masukin
Big Little Lies juga, tapi karena nggak enak sama penulis lain #elah, saya
pilih satu yang lebih saya favoritkan deh :)) Buku-bukunya Liane Moriarty emang
keren dari segi ide cerita dan penceritaan. Dalam Big Little Lies beliau
bermain-main dengan satu kebohongan yang berujung fatal, sedang di The
Husband’s Secret yang disuguhkan adalah sebab-akibat dalam kehidupan. Bagaimana
perbuatan atau keputusan satu manusia dapat berimbas ke manusia-manusia lain,
sekarang, satu jam, satu hari, satu bulan, satu tahun, atau bertahun-tahun ke
depan #tsaah.
Tidak Ada New York Hari Ini – Aan Mansyur
Satu-satunya buku puisi yang masuk dalam list
ini. Satu-satunya buku puisi yang pernah saya beri bintang sempurna. Really, this book worth the hype. Period.
Anak Ini Mau Mengencingi Jakarta? (Cerpen Pilihan Kompas 2015) – Ahmad
Tohari dkk.
Tahun ini dikit baca
kumpulan cerpen. Tapi tetap bahagia masih menemukan yang benar-benar jadi
favorit ;) kumpulan cerpen yang berwarna dari segi tema dan genre.
Gadis-Gadis Misterius (The Girls) – Emma Cline
Pas baca saya suka, tapi
cenderung pengin cepat-cepat dikelarin. Saya sendiri tak menyangka sampai
sekarang buku ini tetap membekas. Buku ini bikin saya tertarik untuk mengetahui
lebih lanjut terkait Manson Cult. Sekte-sekte yang menjerumuskan ini serem ya, hanya
modal kata-kata bisa memengaruhi orang sampe rela melakukan perbuatan yang
merugikan sekali pun.
Tell Me Three Things – Julie Buxbaum
Jika selama ini premis stranger meets stranger hampir selalu membuat
saya tertarik pada sebuah buku, saya menyadari satu lagi jenis buku yang ingin
saya baca: buku yang tokoh di dalamnya pencinta buku! Sebenarnya buku ini juga
tentang stranger meets stranger, tapi
bertemunya lewat email dan chatting ;) dua elemen tersebut ditambah
kisahnya yang asam-manis membuat saya rela memberi Tell Me Three Things 5 bintang.
Jurnal Jo 3: Episode Cinta – Ken Terate
Katanya sih, ini buku
terakhir seri Jurnal Jo, tapi saya masih nggak rela kalau cerita Jo berakhir di
buku ini. Kalau bisa saya mau kisah Jo di SMA hingga lulus, lalu kuliah, Jo di
dunia kerja, Jo menikah, Jo punya anak. Iya, saya segitu ngefansnya dengan Jo,
Seli, Rajiv, dan keluarga Jo yang ajaib. Pas baca buku ini saya ngikik-ngikik
nggak jelas kayak abegeh labil. Haduh, lupalagi, kan saya masih abegeh ya? Tapi
nggak labil loh ya, enelan. Dear Mbak Ken, jika kamu baca ini (walaupun
kayaknya nggak mungkin mbak Ken nyasar ke blog ini), saya harap Mbak Ken
mempertimbangkan kembali untuk melanjutkan seri Jurnal Jo. Ditunggu buku
barunya juga ya!
Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi – Yusi Avianto Pareanom
Ini.adalah.buku.Indonesia.terbaik.yang.saya.baca.tahun.ini.
Alex – Pierre Lemaitre
Twist berlapis-lapisnya bikin saya tak kenal lelah merekomendasikan buku ini
ke teman sesama pencinta buku sakit. Hahaha. Saya nggak bilang buku ini nggak
cocok buat pembenci buku sakit sih, coba aja dulu ;) nggak ada salahnya kan
keluar sebentar dari zona nyaman.
Matahari – Tere Liye
Serial bumi adalah
satu-satunya serial bergenre fantasi asli oleh penulis Indonesia yang saya
ikutin. Di buku ketiga ini petualangan ketiga tokoh utamanya semakin seru,
menegangkan, dan bikin penasaran. Belum terlambat untuk mulai baca dari buku pertama:
Bumi sekarang sembari menantikan kehadiran buku keempatnya, Bintang.
Buku seri kumpulan doa #Ya Tuhan – Adityayoga & Zinnia
Kumpulan doa yang
menggelitik, menyindir, dan membaperkan ini saya nobatkan sebagai buku terunik
tahun ini :) Gambar cover di atas adalah salah satu bukunya, terdapat 4 judul lain dengan tema berbedayang isinya nggak kalah menarik. Untuk tahu seunik apa bukunya boleh lho baca review saya, sila klik gambar cover di atas *ujung-ujungnya promo*.
Me and Earl and The Dying Girl – Jesse Andrews
Siapa bilang sicklit harus selalu bikin nangis? Buku
ini berhasil bikin saya ngakak kejungkel. Etapi, ada bagian yang bikin mata
berkaca-kaca juga sih... Tapi tetep dominan lucunya kok :)
Nah itulah tadi beberapa bacaan saya
di tahun 2016 yang saya anggap sebagai terbaik. Kalau kamu? Buku apa yang
menurutmu terbaik yang kamu baca tahun ini? Mari berbagi sekaligus saling
memberi rekomendasi.
Banyaka amat Bo, skrol mulu ga habis-habis
BalasHapusDuh ada Dying Girl :((
Hahaha, nggak tega kalo kudu dibatasin :p
HapusIya dong, ada Dying Girl ;))
Ada 3 buku yang sama 😁
BalasHapusYeay! Berarti selera kita (hampir) sama Mbak :))
HapusCareer of evil! Banyak yang 'kecewa'sama endingnya ya? Saya sih gak begitu nge-ship mereka jadi tentram jaya, lagian kalo happy-ending juga gak rame wkwk
BalasHapusYaah daripada sama si fiance sik saya lebih merestui sama si itu, tbh :"> tapi saya percayakan semua sama penulisnya deh. Hehehe
Hapuskeren keren banget bacaannya
BalasHapusdaging bacon