Judul: Aristotle and Dante Discover the
Secrets of the Universe
Pengarang: Benjamin Alire Sáenz
Penerbit: Simon & Schuster
Tahun Terbit: 2012
Tebal: 368 halaman
“The problem with my life was that it was someone else’s idea.”
Aristotle is an angry teen with a
brother in prison. Dante is a know-it-all who has an unusual way of looking at
the world. When the two meet at the swimming pool, they seem to have nothing in
common. But as the loners start spending time together, they discover that they
share a special friendship—the kind that changes lives and lasts a lifetime.
And it is through this friendship that Ari and Dante will learn the most
important truths about themselves and the kind of people they want to be.
“Where did you come from?”
“My parents had sex one night.”
“How do you know it was night?”
“Good point.”
Seperti yang saya curhatkan di akun
instagram saya tempo hari *penting banget x))*, saya terkena kutukan dari buku
yang saya baca sebelumnya. Mungkin ini yang namanya book hangover, tapi ini pertama kalinya saya tidak bisa move on ke buku lain setelah lebih dari
satu minggu saya menyelesaikan buku tersebut. Tidak sampai satu halaman dari
buku selanjutnya (Allegiant dan Game of Thrones) yang berhasil saya baca.
Beneran deh, bahkan ketika saya selesai membaca buku dari pengarang favorit
saya, saya tidak ada masalah untuk membaca buku selanjut-selanjutnya. Yang saya
alami ini adalah kasus langka. Dan untuk mencoba mematahkan “kutukan” tersebut,
saya akhirnya memutuskan untuk menulis review mengenai buku ini. Semoga bisa
membantu kembali meningkatkan mood
baca saya x))
Buku ajaib ini berjudul Aristotle and
Dante Discover the Secrets of the Universe. Ditulis oleh pengarang yang bahkan
saya tidak ketahui eksistensinya. Pertama kali tahu tentang buku ini dari
status currently-reading salah satu
teman goodreads *dan kebetulan ada ebook-nya x))*. Saya sih iseng saja awalnya
membaca-baca bagian awal. Tapi, saya langsung jatuh cinta. Sejak kalimat
pertama.
Buku ini seakan punya kekuatan magis
yang memaksa saya untuk membaca kata per kata yang dituangkan penulisnya lewat
karakter Ari. Beautifully written,
sebelum membaca buku ini saya sama sekali tidak mengerti maknanya. Ternyata
seperti inilah beautifully written
itu, bahasa yang digunakan penulisnya benar-benar indah tanpa harus
berbunga-bunga. Ditulis dengan kata-kata sederhana yang mudah dimengerti, lugas,
tepat sasaran, dan ngena di hati.
Keajaibannya tidak sampai di situ.
Buku ini membuat saya merasakan dua perasaan yang berkebalikan. Misalnya,
ketika membaca buku ini saya merasakan lapar dan dahaga yang amat sangat.
Bukan. Bukan karena saya membacanya ketika sedang berpuasa. Lebih ke secara
metafora, lapar dan dahaga saya akan ingin lebih tahu lebih banyak tentang
rahasia semesta. Tapi di sisi lain saya sudah amat kekenyangan mencerna
rahasia-rahasia semesta. Contoh lain, di satu sisi saya paham dengan
rahasia-rahasia semesta yang coba dikuak oleh Ari dan Dante, tapi di lain sisi
saya merasa tidak tahu apa-apa tentang hal tersebut.
Silakan anggap saya aneh atau
berlebihan, tapi sejujur-jujurnya itulah pengalaman aneh yang saya rasakan
ketika membaca buku ini. Kamu bisa membuktikannya sendiri kalau tidak percaya.
Saya jamin kamu merasakan salah satu pengalaman ajaib yang saya rasakan.
Setidaknya, kamu akan menemukan bagian dari dirimu di salah satu (atau malah
dua-duanya) karakter utama buku ini. Dan ketika kamu menyadarinya, kamu sudah
merasa terhubung dengan mereka. Yang kemudian akan membuat kamu jatuh cinta
pada Ari dan Dante ;)) seriously, they
are soooooooo lovable x))
Dan kamu juga akan mengalami
kelabilan emosi di mana ketika bagian tertentu kamu akan tersenyum membaca
kemanisan tingkah polah Ari dan Dante, di bagian lain kamu secara tidak sadar
menitikkan air mata ketika membaca bagian yang menyentuh.
Lupakan Will Grayson, Will Grayson,
saya sudah menobatkan buku ini sebagai novel bertema LGBT terbaik yang pernah
saya baca. Semoga saja saya berjodoh dengan buku ini dan bisa memiliki versi
paperback-nya suatu hari nanti.
“WHY DO WE SMILE? WHY DO WE LAUGH, WHY DO we feel alone? Why are we sad
and confused? Why do we read poetry? Why do we cry when we see a painting? Why
is there a riot in the heart when we love? Why do we feel shame? What is that
thing in the pit of your stomach called desire?”
RATING 5/5
Salam dari sesama penggemar buku ini. :))
BalasHapusArtikel menarik tentang buku ini... Kukira tentang Dante Alighieri penulis Inferno. Buku yang mencekam dan menarik, bahkan untuk masa modern kini.
BalasHapusBacalah wawancara dengan Dante (imajiner) di http://stenote-berkata.blogspot.com/2017/12/wwancara-dengan-dante.html