Selasa, 14 April 2015

[Book Review] In a Blue Moon by Ilana Tan






Judul: In a Blue Moon
Pengarang: Ilana Tan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2015
Tebal: 320 halaman
Available at: Bukupedia

“Apa yang sudah dilakukan Lucas Ford sampai kau terlihat seolah-olah ingin mencakarnya? Kau bukan jenis orang yang membenci seseorang pada pertemuan pertama.”

Lucas Ford bertemu lagi dengan Sophie Wilson berkat kakeknya, Gordon Ford yang mengatakan kalau Sophie Wilson adalah tunangan Lucas. Hal tersebut diputuskan berdasarkan keputusan kakek Sophie dan kakek Lucas yang merupakan teman lama.

Lucas pertama kali bertemu dengan Sophie pada bulan Desember di tahun terakhir SMA-nya. Gadis itu membenci Lucas karena hal buruk yang pernah dilakukan Lucas ketika SMA. Tentu saja Sophie masih membenci Lucas karena Lucas bisa melihat kebencian itu di mata Sophie ketika mereka bertemu kembali.

Walaupun Sophie sering menghindari Lucas, Lucas sama sekali tidak menyerah untuk mendekati gadis itu. Bukan karena perintah kakeknya, tapi karena Lucas ingin mengubah pendapat buruk Sophie tentang dirinya, untuk membuktikan kalau Lucas adalah orang yang  berbeda dari yang dikenal Sophie ketika SMA dulu. Juga untuk membuat Sophie menyukainya, karena demi Tuhan, Lucas Ford menyukai Sophie Wilson!

“Kau mungkin tidak sempurna, tapi kau sempurna untukku.”

Coba tanya ke beberapa pembaca buku, apa buku Indonesia paling hits sekarang? Pasti tidak sedikit yang akan menjawab In a Blue Moon-nya Ilana Tan. Ya, sejak bocoran dari sang editor kalau karya terbaru Ilana Tan akan segera terbit, dari bocoran judul sampai bocoran desain kavernya, buku ini sudah menjadi perbincangan hangat di kalangan pembaca di Indonesia.

Terakhir kali saya membaca tulisan karya Ilana Tan adalah di kumpulan cerpen Autumn Once More. Dan kumcer tersebut terbit sekitar tahun 2013, dua tahun lalu! Bisa dibayangkan kerinduan saya dan penggemar Ilana Tan yang lain akan tulisannya.

Buku ini seperti air sungai di musim kemarau, tenang dan menghanyutkan. Konfliknya ringan, bahkan bisa dibilang tidak ada konflik yang benar-benar rumit di buku ini, akan jauh sekali jika dibandingkan dengan Autumn in Paris yang kalo dibaca ulang sekarang masih bikin nyesek itu. Tapi di sinilah letak kemagisan karya Ilana Tan, saya dibuat hanyut dengan pesona karakter-karakternya, dan perkembangan ceritanya. 

Dan hal yang dari dulu menjadi salah satu faktor yang membuat saya menjadi pengemar Ilana Tan selain kemisteriusannya itu, adalah penggunaan bahasa asing-nya yang minim walaupun setting novel-novelnya selama ini selalu di luar Indonesia.

Saya menemukan banyak sekali kebetulan di buku ini, terutama tokoh Lucas dan Sophie yang sering sekali bertemu secara tak sengaja. Tapi, Ilana Tan bisa membuat kebetulan-kebetulan tersebut jadi terkesan natural, tidak dipaksakan.

Hal lain yang menjadi nilai tambah di buku ini adalah sudut pandangnya. Sudut pandang yang digunakan—seperti karya sang penulis sebelumnya—adalah sudut pandang orang ketiga. Biasanya saya merasakan kedekatan dengan karakter utama di novel yang menggunakan sudut pandang pertama ketika penulis bernarasi sebagai “aku”. Di novel ini walaupun sudut pandang orang ketiga yang digunakan, saya bisa merasa dekat dengan dua karakter utamanya, Lucas dan Sophie.

Yang lucu adalah dari awal baca buku ini saya sudah berniat untuk membaca buku ini pelan-pelan biar bisa lebih lama menikmati tulisan sang penulis yang sudah saya rindukan. Tapi tetap saja dengan ke-page-turner-an buku ini membuat saya tidak bisa berhenti ketika membacanya -___-

In a Blue Moon jelas bukan yang terbaik dari Ilana Tan *saya masih belum move on dari Autumn in Paris*. Tapi merupakan karya Ilana Tan termanis dibanding yang lain, dan salah satu buku yang meninggalkan kesan yang saya baca tahun ini.

“Permintaan maaf hanya akan membuat perasaanmu lebih baik, bukan perasaanku. Jadi lupakan saja.”

“Aku bersedia melakukan apa pun agar kau tetap berada di sisiku, bersamaku, selama kau juga menginginkan hal yang sama.”

RATING 5/5

3 komentar:

  1. Wah halo Kak! Hihi iya, In a Blue Moon ini lagi hits hits nya :D Terus menurut kabar yang beredar, udah mau cetakan keempat loh! Sama, saya juga dulu maua baca In a Blue Moon secara santai aja, nggak mau cepet-cepet nyelesaiin karena kangen banget sama karya Ilana Tan, eh ternyata saya bacanya sekali duduk aja x)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo juga, kamu penggemar Ilana Tan juga kah? :)
      Iya, novel-novelnya Ilana Tan emang laris manis :D kalo saya, pertahanan saya jebol di hari keempat gegara pengin buru-buru tahu endingnya x))

      Hapus
  2. Hai!!
    Akhirnyaaaaa, setelah lama mengidam2kan (dan sempet histeris waktu denger Ilana Tan mau rilis novel baru), akhirnya In a Blue Moon ada di tangan saya juga!
    Setuju bgt, saya jg belum bisa move on dari Autumn in Paris T________T
    Autumn in Paris meninggalkan kesan yg terlalu dalam untuk dilupakan T__T
    Rencana awalnya si emg mau woles aja bacanya, biar gak cepet abis, eh trnyata sekali duduk langsung abis :P
    Tapi emg bener, In a Blue Moon adalah novel karya Ilana Tan yang termanis yg pernah saya baca, saya sampe senyum2 sendiri dan ketawa2 sendiri pas baca XD

    BalasHapus