Judul:
Paper Towns
Pengarang:
John Green
Penerbit:
Speak
Tahun
Terbit: 2009
Tebal:
305 halaman
“Margo always loved mysteries. And in everything that came afterward, I
could never stop thinking that maybe she loved mysteries so much that she became
one.”
Quentin Jacobsen bertetangga dan saat
kecil berteman dekat dengan Margo Roth Spiegelman. Tapi ketika beranjak remaja hubungan
mereka menjadi jauh, Margo menjadi anak perempuan yang populer di sekolah
mereka sedang Q hanya murid biasa yang punya 2 sahabat, Radar dan Ben.
Suatu malam, Margo menyelinap lewat
jendela kamar Q. Di malam itulah kemudian Margo meminta atau lebih tepatnya
memaksa Q untuk menjadi partnernya dalam melakukan hal-hal gila yang bahkan tak
pernah Q bayangkan.
Tapi Q tidak sadar kalau malam itu
merupakan malam terakhirnya melihat Margo sebelum Margo menghilang. Sampai
kemudian Q sadar kalau Margo meninggalkan clue-clue untuknya sebelum Margo
menghilang. Seiring dengan penyelidikan Q bersama sahabat-sahabatnya, Q mulai
menyadari kalau selama ini hanya sedikit yang Q ketahui tentang Margo.
Lalu, di mana sebenarnya Margo
berada? Silakan baca Paper Towns untuk mengetahui jawabannya.
“’What the hell are you supposed to do?’ asked Ben.
‘Don’t curse in front of Ruthie,’ I said
‘Ruthie, do you mind if I say hell?’
‘We don’t believe in hell,’ she said, by way of answering.”
Sebelumnya saya sekali lagi mau
berterima kasih kepada Santa yang telah menghadiahkan saya buku ini. Sengaja
saya baru membaca buku ini bulan januari agar selesainya juga pas dengan jadwal
posbar, karena bagi saya buku-buku John Green itu page turner dan asyik dibaca sampai halaman terakhir. Kalo udah
dibaca pas nyampe nanti malah santai bikin review-nya
dan ujung-ujungnya lupa apa aja kesan pas baca buku ini =))
Sebenarnya menurut saya sik, buku ini
hampir mirip dengan Looking for Alaska. Kesamaan yang paling menonjol, karakter
utamanya menyukai cewek yang “sulit”. Bedanya di sini karakter Margo dibuat
lebih badass dari Alaska.
Seperti biasa saya sangat menikmati
gaya bercerita John Green lewat sudut pandang karakter utamanya. Dan seperti
biasa (lagi) emosi yang dirasakan Q juga nyampe ke saya. Saya jadi ikut penasaran
jawaban dari clue-clue yang ditemukan
oleh Q dan sahabat-sahabatnya.
Karakter selain karakter utamanya pun
semuanya menarik. Kecuali.. orangtua Margo -___- benar-benar menyebalkan. Saya
jadi makin sadar kalau perilaku orangtua itu sangat berpengaruh besar pada
tumbuh kembang anak yang dibesarkan mereka.
Sayangnya sik semakin ke belakang
saya jadi tidak suka lagi dengan karakter Margo karena sifat egoisnya (_ _”).
Dan untunglah buku ini nggak membuat
saya mewek x)) adegan harunya sedikit sik, dan itu semua tertutupi dengan rasa
penasaran saya tentang keberadaan Margo.
Tentang endingnya? Walaupun banyak
yang kurang suka dengan endingnya, tapi saya setuju kok dengan ending seperti
itu. Malah sesuai dengan ekspektasi saya.
Kalau mau membandingkan dengan
karya-karya John Green lain yang pernah saya baca, The Fault in Our Stars tetap
menjadi favorit saya sejauh ini. Sorry,
saya susah move on dari Hazel dan ke-sarkastis-annya
xD
Dan tentu saja setelah membaca buku
ini saya masih ingin terus membaca karya-karya John Green yang lain ;))
Eh iya, tambahan yang membuat buku
ini menarik, ada pertanyaan-pertanyaan diskusinya dan excerpt dari buku The Fault in Our Stars.
MEMORABLE QUOTES:
- “Tonight, darling, we are going to right a lot of wrongs. And we are going to wrong some rights. The first shall be the last; the last shall be the first; the meek shall do some earth-inheriting.” – Hal. 30
- “That’s always seemed so ridiculous to me, that people would want to be around someone because they’re pretty. It’s like picking your breakfast cereals based on color instead of taste.” – Hal 37
- “When you say nasty things about people, you should never say the true ones, because you can’t really fully and honestly take those back, you know? I mean, the are highlights. And there are streaks. And then there are skunk stripes.” – Hal. 46
- “Here’s a tip: you’re cute when you’re confident. And less when you’re not.” – Hal. 57
- “Dude, I don’t want to talk about Lacey’s prom shoes. And I’ll tell you why: I have this thing that makes me really uninterested in prom shoes. It’s called a penis.” – Hal. 132
- “You know your problem, Quentin? You keep expecting people not to be themselves.” – Hal. 194
- “The longer I do my job, the more I realize that humans lack good mirrors. It’s so hard for anyone to show us how we look, and so hard for us to show anyone how we feel.” – Hal. 198
RATING 5/5
Dan saatnya membongkar identitas asli
Santa yang menghadiahkan saya buku ini!!!
Sebenarnya sik, ketika melihat bukti
pengiriman JNE pun saya sudah bisa nebak-nebak sotoy Santa saya ini.
Di sini tertulis paketnya dikirim
dari Denpasar dan dikirim oleh Jay. Jay yang saya kenal sik Jay Pritchett di
Modern Family. Atau mungkin Jay Chou? Jay Park? xD #abaikan
Tapi untuk lebih afdolnya, mari kita
pecahkan riddle-nya. Di bawah ini
akan saya jawab per poin saja pertanyaan di riddle-nya
yaaa…
A bookworm and a numberphile bumps in a masquerade party. The numberphile
is the bookworm’s secret santa this year. Naturally, the bookworm wants to know
the numberphile’s name. so, the numberphile gives this riddle: (ingat kalau kata kuncinya
di sini adalah “numberphile” dan “bookworm”.)
“First ask the answer to life, the universe and everything, plus 3! (ketika saya meng-google
‘the answer to life, the universe and everything yang muncul adalah angka 42(bisa lihat di sini) dan 42 + 3 = 45)*baidewei gegara ini saya jadi
penasaran dengan buku The Hitchhiker’s Guide to the Galaxy*
Then, count all J.K. Rowling/Robert Galbraith’s book title so far! (8 seri Harry Potter, 3
seri Harry Potter Companion Books, ditambah lagi The Casual Vacancy dan yang
terakhir adalah The Cuckoo’s Calling. Jadi jumlahnya adalah 12)
Knowing that many times Ken Kesey flew over the cuckoo’s nest! (ini merupakan judul sebuah buku: One Flew Over the Cuckoo's Nest, jadi jawaban untuk clue ini adalah 1)
Looking at the Hercule Poirot’s series number in Death on the Nile! (thanks to goodreads yang
sudah memberi saya bantuan jawaban untuk clue ini yaitu 17)
Lastly, I’m Pittacus Lore’s first Lorien Legacies!” (ini mah mudah yak, seri Lorien
Legacies yang pertama: I Am Number Four. Jawaban untuk clue terakhir adalah 4)
After that the numberphile leaves with the lingering scent opsing from
the handmade bookmark in the hope that the bookworm likes the gift from their
both favorite YA author.
~dftba~
Nah, jadi semua riddle-nya
menunjukkan angka: 45, 12, 1, 17 dan 4. Bagian mengutak-atik angka inilah yang
sedikit membuat saya bingung. Saya pun dengan semangatnya menjumlahkan,
mengurang, membagi angka tersebut. Tak lupa juga mengecek kalau-kalau angka
tersebut merupakan kombinasi yang menunjukkan nomor BBI sang Santa.
Sampai kemudian…. #jeng #jeng saya
merasa pengen jedotin jidat ke tembok. Angka –angka itu menunjukkan nama
ternyata sodara-sodara!!!
4 5 12 1 17 4
Masih belum jelas?
Clue tambahan, angka-angka tersebut
membentuk sebuah nama!
Jadi, 4 untuk A,
5 untuk S, 12 untuk R, 1 untuk I, 17 untuk N dan 4
untuk A.
A S R I N A
Yak! Nama Santa saya adalah ASRINA.
Dan setelah mengecek data anggota BBI, saya pun semakin yakin kalau Secret
Santa saya adalah mbak Asrina Maharani ;))
Oh iya, saya juga udah tau loh
rahasia dari bookmark wangi yang dikasih mbak Asrina. Saya dapet kisikan dan
sepupu saya sik. Cukup simple loh ternyata. Wanginya itu ternyata dari katalog
salah satu merek kosmetik “O”. jadi pengen beli parfum yang wanginya kayak di
bookmark ini deh x))
Walaupun baru ikutan kali ini, event Secret Santa tahun ini benar-benar berkesan buat saya :D terima kasih buat panitia event ini khususnya Oky yang selama ini sudah direpotkan oleh saya. Saya harap sik semoga saya bisa ikut berpartisipasi lagi tahun depan.